Polandia resmi memimpin Uni Eropa (UE) untuk periode Januari - Juni 2025. Fokus utama kepresidenan Polandia adalah pada keamanan Eropa, yang meliputi dimensi eksternal, internal, informasi, ekonomi, energi, pangan, dan kesehatan. Ketegangan geopolitik, konflik di Ukraina, dan potensi ancaman lainnya menjadi prioritas utama dalam agenda keamanan Polandia saat memimpin UE.
Uni Eropa (UE) mulai Januari 2025 hingga Juni mendatang. Dalam periode tersebut, keamanan menjadi fokus utama kepemimpinan mereka. Pada Kamis (23/1/2025), Kuasa Usaha Kedutaan Besar Polandia untuk Indonesia, Maciej Tumulec, meluncurkan kepresidenan negara tersebut di UE. Acara berlangsung hangat di kantor Kedutaan Besar Polandia di kawasan Kuningan, Jakarta.
Masa Januari-Juni 2025 merupakan periode kedua kalinya Polandia memegang tampuk kepresidenan UE sejak bergabung dengan organisasi tersebut pada tahun 2004. Kepresidenan UE dipegang bergiliran di antara anggotanya yang sekarang berjumlah 27 negara. Dengan memegang kepresidenan, sebuah negara memimpin pembentukan arah kebijakan UE. Perdana Menteri Polandia Donald Tusk berbicara dalam jumpa pers, di kantornya, di Warsawa, 22 Agustus 2024. UE memiliki tiga institusi yang saling berkaitan dalam menghasilkan dan menjalankan kebijakan serta regulasi. Ketiganya ialah Dewan UE, Komisi Eropa, dan Parlemen Eropa. Saat memegang tampuk kepresidenan, negara anggota berarti memimpin Dewan UE. Bersama Parlemen Eropa, Dewan UE yang berkantor pusat di Brussels, Belgia, bertanggung jawab menghasilkan regulasi, kebijakan, serta penyusunan anggaran tahunan. Organ eksekutif UE atau pelaksana dari kebijakan serta regulasi yang dihasilan Dewan UE bersama Parlemen Eropa ialah Komisi Eropa. “Tema kepresidenan kami adalah keamanan Eropa, yang saya yakin tidak mengejutkan banyak orang yang mengamati situasi di Eropa. Mempertimbangkan situasi di perbatasan timur Uni Eropa, konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah, ketegangan dalam hubungan transatlantik, serta potensi ketegangan perdagangan dengan China, kami percaya bahwa keamanan menjadi masalah paling mendesak untuk ditangani sekarang,” kata Tumulec dalam jumpa pers. Hadir pula dalam jumpa pers ialah Wakil Duta Besar UE untuk Indonesia, Stephane Mechati.Keamanan didetailkan dalam tujuh dimensi. Ada eksternal, internal, informasi, dan ekonomi. Dimensi lainnya ialah energi, pangan, serta kesehatan. “Pertama-tama, saya ingin mengatakan, hal yang terpenting sekarang adalah keamanan eksternal. Perang di Eropa memerlukan peningkatan investasi dalam kemampuan pertahanan lewat dukungan bagi prakarsa inisiatif pertahanan Eropa, industri pertahanan, serta pembangunan infrastruktur militer dan infratsruktur berfungsi ganda (sipil-militer), termasuk pembangunan benteng di perbatasan dengan Rusia dan Ukraina,” ungkap Tumulec. Kuasa Usaha Kedubes Polandia, Maciej Tumulec (kelima dari kiri), dan Wakil Duta Besar Uni Eropa, Stephane Mechati (keempat dari kiri), menghadiri peluncuran Kepresidenan Polandia di Uni Eropa, Kamis (23/1/2025), di Jakarta. Menurut dia, Polandia akan terus bekerja sama dengan Komisi Eropa untuk memastikan pendanaan yang memadai bagi pertahanan UE. ”Saya hanya ingin mengingatkan Anda bahwa Polandia saat ini adalah negara yang menghabiskan anggaran paling banyak untuk pertahanan di antara semua negara anggota NATO dalam hal persentase produk domestik bruto (PDB),” tuturnya. Tahun ini, belanja pertahanan Polandia akan mencapai 4,7 persen dari PDB. Tumulec menjlaskan, hal itu dilandasi tekad untuk melanjutkan dukungan menyeluruh UE bagi Ukraina, yakni guna mempertahankan diri dari agresi Rusia. “Dukungan yang diberikan oleh NATO dan Uni Eropa serta mitra telah memungkinkan Ukraina untuk secara efektif melawan agresi Rusia sejak Februari 2022. Meskipun mereka memiliki tekad, keberanian, dan kemampuan, tanpa bantuan eksternal, rakyat Ukraina akan menderita kerugian yang semakin besar. Kemerdekaan serta kedaulatan mereka semakin terancam. Perjuangan untuk menghentikan dan menghancurkan imperialisme agresif Rusia adalah demi kepentingan Eropa, dan khususnya Polandia,” kata Tumulec. Kuasa Usaha Kedutaan Besar Polandia, Maciej Tumulec (kanan), dan Wakil Duta Besar Uni Eropa, Stephane Mechati (kiri), menghadiri jumpa pers, di kantor Kedubes Polandia, di Jakarta, Kamis (23/1/2024).Menurut dia, kemenangan Rusia akan mengancam kebebasan, nilai-nilai, dan keamanan Eropa. Skala dan cakupan dukungan terhadap Ukraina dalam waktu dekat harus memungkinkan pertahanan yang efektif, sedangkan untuk jangka panjang, dukungan itu memungkinkan negosiasi perdamaian untuk mencegah agresor mendikte. “Itulah sebabnya kami terus mengadvokasi bantuan militer UE bagi Ukraina dan pembiayaan jangka panjang yang berkelanjutan. Kami akan mengajukan kebijakan sanksi yang ambisius terhadap Rusia dan Belarus. Eropa tidak akan aman tanpa lingkungan yang stabil. Kepresidenan kami akan memastikan bahwa perluasan UE ke timur dan selatan berjalan dengan kecepatan yang tepat dan dengan kualitas yang tepat. Tujuan kami adalah membuat kemajuan dalam hubungan dengan Ukraina dan Moldova, tetapi juga dengan Balkan barat,” papar dia. Dimensi kedua dalam fokus keamanan eropa ialah keamanan internal. “Jadi isu-isu seperti migrasi, juga kesiapan sipil, bagaimana memastikan masyarakat mampu menanggapi ancaman hibrida dan siap menghadapinya,” tutur Tumulec
Uni Eropa Polandia Kepresidenan Keamanan Eropa Pertahanan Ukraina Rusia
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Keamanan Eropa dan Perdagangan dengan Indonesia Jadi Prioritas Keketuaan Polandia di Uni EropaPolandia, sebagai Ketua Dewan Uni Eropa tahun 2025, menyoroti keamanan Eropa di tengah konflik Rusia-Ukraina sebagai prioritas utama.
Baca lebih lajut »
Trump Ancam Tarif Uni Eropa dan China, Uni Eropa Bersiap untuk 'Bertarung'Presiden AS Donald Trump mengancam untuk mengenakan tarif pada produk Uni Eropa dan China, memicu kekhawatiran akan perang perdagangan. Uni Eropa menyatakan siap untuk membalas dengan langkah-langkah proporsional, sementara para ahli memperingatkan potensi kerugian ekonomi yang besar bagi kedua belah pihak.
Baca lebih lajut »
Ukraina Hentikan Aliran Gas Rusia ke Eropa, Dampak Besar bagi Uni EropaUkraina menghentikan aliran gas Rusia ke Eropa setelah kesepakatan transit yang penting berakhir pada Rabu
Baca lebih lajut »
Uni Eropa Diingatkan untuk Tingkatkan Pengeluaran Militer dan KeamananPerdana Menteri Polandia Donald Tusk mendesak Uni Eropa untuk melepaskan ketergantungan pada AS dan meningkatkan pengeluaran militer, menjelang pertemuan para pemimpin Uni Eropa yang akan fokus pada keamanan dan pertahanan.
Baca lebih lajut »
Eropa Warning Pesawat Jangan Terbang di Wilayah RusiaBadan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) mengeluarkan peringatan baru terhadap maskapai penerbangan non-Eropa.
Baca lebih lajut »
Pelonggaran Sanksi Suriah Masuk Agenda Uni EropaKaja Kallas, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, menyatakan bahwa pelonggaran sanksi terhadap Suriah masuk dalam agenda EU. Pertimbangan ini bergantung pada kemajuan transisi politik yang inklusif. Pertemuan menteri luar negeri Arab dan Barat di Riyadh membahas situasi Suriah pasca jatuhnya rezim Bashar al-Assad.
Baca lebih lajut »