Menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, Plt Sekretaris Daerah Kota Tebingtinggi Bambang Sudaryono meminta kepada Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian, Penanggulangan dan Penanganan Pangan (P3P) untuk mewaspadai dan mengantisipasi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak.
“Walaupun secara keseluruhan di tanah air masih ada beberapa kasus di 5 Provinsi tapi di Sumatera Utara tidak ada, cuma kita harus mengantisipasi, mewaspadai apalagi menjelang perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru yang tentu berpotensi
meningkatnnya permintaan daging untuk di konsumsi,” tegas Bambang Sudaryono ketika membuka Rapat Koordinasi Pengendalian, Penanggulangan dan Penanganan PMK hewan ternak, di Aula Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jalan Gunung Lauser Kota Tebingtinggi, Kamis .
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Wali Kota Ingin Wujudkan Surabaya sebagai Kota ToleransiWali Kota Eri Cahyadi ingin mewujudkan Surabaya sebagai kota toleransi dengan mengajak semua pihak untuk menjaga toleransi antarumat beragama maupun suku/adat
Baca lebih lajut »
Wali Kota Madiun Maidi Berburu Kuliner Ibu KotaTIDAK sekali dua kali Maidi menyambangi Jakarta. Wali kota Madiun itu kerap mendapat undangan ke ibu kota untuk berbagai kegiatan.
Baca lebih lajut »
5 Kota di AS dengan Populasi Tikus Terbanyak, Jadi Kota Terkumuh?Ini lima kota di Amerika Serikat yang menghadapi masalah serangan hama seperti tikus yang tinggi dan sulit dikendalikan.
Baca lebih lajut »
Rentetan Serangan Rusia Kembali Hantam Ukraina, Termasuk Ibu KotaRentetan serangan terbaru Rusia menghantam sejumlah kota Ukraina, termasuk ibu kota Kiev.
Baca lebih lajut »
Ini 2 Poin Utama Perubahan PMK Nilai Kepabeanan untuk Penghitungan Bea MasukKepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Hatta Wardhana terdapat dua klasifikasi jenis perubahan pada pengaturan terbaru .
Baca lebih lajut »
Kemenko PMK: Perkawinan Anak Indonesia Ke-8 Tertinggi di Dunia | merdeka.comPernikahan anak di Indonesia sangat tinggi disebabkan oleh berbagai faktor. Diantaranya, sosial atau lingkungan hidup, kesehatan, pola asuh, ekonomi, adat dan budaya, pendidikan serta kemudahan akses informasi.
Baca lebih lajut »