GI yang berfungsi untuk mendukung operasional dan memenuhi pasokan listrik PT PMS ini memiliki TKDN sebesar 79,34% dan membutuhkan investasi Rp 78 miliar.
PT PLN berhasil menguji coba operasi gardu induk 150 kilo Volt Sudan. Gardu induk yang terletak di Desa Sudan, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah ini punya kapasitas 30 Mega Volt Ampere .
Kepala Teknik Tambang PT Parenggean Makmur Sejahtera , Muhammad Indra Siswanto mengatakan adanya pasokan listrik ini diharapkan dapat mendukung hilirisasi yang dilakukan perusahaan."Kami tengah membangun pabrik pengolahan bauksit dan direncanakan dapat rampung pada tahun 2024. Dengan sokongan listrik dari PLN ini, kami berharap produksi bahan baku bauksit menjadi barang setengah jadi atau alumina dapat meningkatkan nilai jual dan pendapatan kami.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
PLN Tuntaskan Pembangunan Gardu Induk 150 kV Sudan di KaltengPembangunan GI 150 kV Sudan memiliki kandungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 79,34 persen
Baca lebih lajut »
PLN Tuntaskan Pembangunan Gardu Induk 150 kV Sudan di KaltengPembangunan GI 150 kV Sudan memiliki kandungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 79,34 persen
Baca lebih lajut »
Gardu Induk PLN di Kalteng Siap Dukung Hilirisasi BauksitPT PLN (Persero) berhasil melakukan uji coba operasi Gardu Induk (GI) 150 kilo Volt (kV) Sudan berkapasitas 30 Mega Volt Ampere (MVA) di Desa Sudan
Baca lebih lajut »
PLN Operasikan Gardu Listrik Sidomulyo di LampungSebelumnya, sistem kelistrikan di Sidomulyo ditopang oleh GI Kalianda dan GI New Tarahan.
Baca lebih lajut »
Asal Buang Antibiotik Bisa Berbahaya bagi Lingkungan |Republika OnlineKandungan di dalam antibiotik bisa membahayakan bagi lingkungan.
Baca lebih lajut »
PLN Teken Perjanjian Kerja Bersama Baru dengan Serikat KerjaMelalui kesepakatan ini juga, pegawai bisa mengembangkan kompetensi dan karir di berbagai lini bisnis PLN.
Baca lebih lajut »