Amerika Serikat (AS) telah menangguhkan kehadiran misi diplomatiknya di Afghanistan.
pada Senin , Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan AS akan melakukan operasi diplomatiknya di Qatar.
Pernyataan Blinken muncul setelah keberangkatan pesawat AS terakhir, meninggalkan ribuan warga Afghanistan yang membantu negara-negara Barat dan mungkin memenuhi syarat untuk dievakuasi.Operasi itu berakhir sebelum batas waktu Selasa yang ditetapkan oleh Presiden Joe Biden, yang telah menuai kritik keras dari Demokrat dan Republik atas penanganannya di Afghanistan sejak Taliban membuat kemajuan pesat dan mengambil alih Kabul awal bulan ini.
"Babak baru keterlibatan Amerika dengan Afghanistan telah dimulai. Ini adalah salah satu yang akan kami pimpin dengan diplomasi kami. Kami akan melanjutkan upaya tanpa henti kami untuk membantu orang Amerika, warga negara asing, dan warga Afghanistan, meninggalkan Afghanistan, jika mereka memilih," katanya.Blinken mengatakan hampir lebih dari 100 orang Amerika masih diyakini tetap berada di Afghanistan yang ingin pergi, tetapi Washington berusaha menentukan jumlah pasti mereka.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pemimpin Taliban Akhundzada Disebut Akan Muncul ke PublikPemimpin utama Taliban, Hibatullah Akhundzada, disebutkan untuk kali pertama akan muncul ke hadapan publik di Afghanistan.
Baca lebih lajut »
Amerika Tidak Akan Membuka Kedutaan Besar di Afghanistan Setelah 31 AgustusAmerika Serikat tidak akan memiliki kehadiran diplomatik di Afghanistan setelah 31 Agustus, kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada ABC pada Ahad. TempoDunia
Baca lebih lajut »
Amerika Serikat Lancarkan Serangan Drone ke Timur AfghanistanAmerika Serikat membalas serangan bom bunuh diri di luar Bandara Kabul dengan melancarkan serangan drone ke wilayah timur Afghanistan.
Baca lebih lajut »
Taliban Kuasai Rp 14.000 Triliun Kekayaan Mineral Afghanistan, Termasuk LithiumJatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban juga berarti beralihnya kekuasaan atas harta karun mineral dan logam di negeri tersebut. Nilainya Rp 14.000 triliun!
Baca lebih lajut »