Pesut adalah permata berharga atau manikam dari Sungai Mahakam. Namun, hidup tanpa predator alami, manusia jadi penyebab kerentanan hidupnya.
atau lumba-lumba yang tersenyum. Namun, senyuman itu rentan hilang di tengah kerusakan alam dan ulah manusia.Orcaella brevirostrisIa mengabarkan adanya survei awal yang dilakukan untuk mengetahui sebaran dan jumlah pesut di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Survei itu dilakukan Edward W Shallenberger, Wakil Presiden dan Direktur Operasi Sea Life Incorporated Makapuu Oceanic Center yang berkantor pusat di Washington DC, Amerika Serikat.
Semayang, nama pesut betina itu, melahirkan bayi pesut pada tengah malam sampai hari berganti. Penangkapan pesut di Sungai Mahakam untuk kepentingan pertunjukan di Ancol pun dilakukan kembali pada Oktober 1988. Namun, hal itu mendapat kritik dari sejumlah pemerhati lingkungan. Sebab, populasi satwa langka endemik khas Kalimantan itu dinilai sudah sangat kritis, diperkirakan jumlahnya kurang dari 50 ekor.
Kendati masuk dalam jenis lumba-lumba, pesut punya fisik berbeda. Dahi dan moncongnya melengkung tumpul, tidak seperti lumba-lumba pada umumnya yang bermoncong panjang.Panjang pesut dewasa berkisar 2-2,7 meter dengan berat maksimal 150 kilogram. Biasanya, pesut jantan lebih besar dari pesut betina. Kulitnya seperti lumba-lumba yang licin berwarna abu-abu.
Pada masa itu diperkirakan sejumlah lumba-lumba ”terjebak” di sungai dan pesisir. Hal itu membuat mereka berevolusi seiring perubahan waktu dan menyesuaikan dengan lingkungan baru.Pesut atau ”Orcaella brevirostris” terlihat di perairan teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu . Pesut di Teluk Balikpapan diidentifikasi memiliki DNA yang berbeda dengan pesut di sungai Mahakam, Kota Samarinda.
International United for Conservation of Nature and Natural Resources atau Badan Konservasi Alam Internasional pun menetapkan pesut mahakam sebagai satwa kritis dan terancam punah Kaltim mencatat, kematian pesut terakhir terjadi pada Jumat, 21 Juni 2024. Penyebab kematiannya masih diteliti. Sementara itu, di Sungai Mahakam, pesut terancam aktivitas industri sawit, batubara, dan limbah sungai. Pada 2019, Yayasan Koonservasi RASI meneliti di 16 titik di sepanjang Sungai Mahakam dan anak sungainya. Hasil uji laboratorium menunjukkan ada kandungan logam berat sehingga kualitas air 20 kali melampaui baku mutu.
Plankton yang naik ke permukaan air itu akan berfotosintesis sehingga menghasilkan oksigen. Plankton itu juga akan dimakan zooplankton yang kemudian dimakan ikan kecil. Sebab, masa hamil pesut betina cukup lama, yakni 9-14 bulan. Dalam tiga tahun, pesut betina hanya mampu melahirkan satu bayi pesut. Dengan demikian, pesut bisa disebut sebagai si manikam dari Sungai Mahakam dan Teluk Balikpapan. Keberadaannya adalah permata bagi kehidupan.atau lumba-lumba yang tersenyum. Namun, senyuman itu rentan hilang di tengah kerusakan alam dan ulah manusia.
Semayang, nama pesut betina itu, melahirkan bayi pesut pada tengah malam sampai hari berganti. Penangkapan pesut di Sungai Mahakam untuk kepentingan pertunjukan di Ancol pun dilakukan kembali pada Oktober 1988. Namun, hal itu mendapat kritik dari sejumlah pemerhati lingkungan. Sebab, populasi satwa langka endemik khas Kalimantan itu dinilai sudah sangat kritis, diperkirakan jumlahnya kurang dari 50 ekor.
Kendati masuk dalam jenis lumba-lumba, pesut punya fisik berbeda. Dahi dan moncongnya melengkung tumpul, tidak seperti lumba-lumba pada umumnya yang bermoncong panjang.Panjang pesut dewasa berkisar 2-2,7 meter dengan berat maksimal 150 kilogram. Biasanya, pesut jantan lebih besar dari pesut betina. Kulitnya seperti lumba-lumba yang licin berwarna abu-abu.
Pada masa itu diperkirakan sejumlah lumba-lumba ”terjebak” di sungai dan pesisir. Hal itu membuat mereka berevolusi seiring perubahan waktu dan menyesuaikan dengan lingkungan baru.Pesut atau ”Orcaella brevirostris” terlihat di perairan teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu . Pesut di Teluk Balikpapan diidentifikasi memiliki DNA yang berbeda dengan pesut di sungai Mahakam, Kota Samarinda.
International United for Conservation of Nature and Natural Resources atau Badan Konservasi Alam Internasional pun menetapkan pesut mahakam sebagai satwa kritis dan terancam punah Kaltim mencatat, kematian pesut terakhir terjadi pada Jumat, 21 Juni 2024. Penyebab kematiannya masih diteliti. Sementara itu, di Sungai Mahakam, pesut terancam aktivitas industri sawit, batubara, dan limbah sungai. Pada 2019, Yayasan Koonservasi RASI meneliti di 16 titik di sepanjang Sungai Mahakam dan anak sungainya. Hasil uji laboratorium menunjukkan ada kandungan logam berat sehingga kualitas air 20 kali melampaui baku mutu.
Pesut Mahakam Pesut Kaltim Danielle Kreb Rasi Lumba-Lumba Tersenyum
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Lumba-Lumba Jadi 'Ngomong' Sendiri karena Hidup Tanpa TemanSeekor lumba-lumba hidung botol bernama Delle kini hidup sendirian di Laut Baltik.
Baca lebih lajut »
Kisah Delle, Lumba-lumba Laut Baltik yang Terus 'Bicara' Sendiri karena KesepianDelle, satu-satunya lumba-lumba yang hidup di Laut Baltik terus-menerus memenuhi lingkungan air yang sepi dengan serangkaian suaranya.
Baca lebih lajut »
3 ASN di Kalimantan Timur Tersangka Pelanggaran Kampanye PilkadaMahakam Ulu, tvOnenews.com - Satreskrim Polres Mahakam Ul, Kalimantan Timur menetapkan 5 orang tersangka yang dimana 3 diantaranya merupakan ASN Pemkab Mahakam Ulu dalam kasus pelanggaran kampanye Pilkada.
Baca lebih lajut »
Cek fakta, Luluk sebut Sungai Brantas sebagai sungai paling tercemar di IndonesiaJakarta (ANTARA/JACX) – Calon Gubernur Jawa Timur dengan nomor satu Luluk Nur Hamida menyebut Sungai Brantas yang terletak di Provinsi Jawa Timur sebagai ...
Baca lebih lajut »
Lakukan Aksi Bersih Sungai, Menteri LH Sebut Kondisi Sungai di Jakarta MemprihatinkanDalam satu hari ada sebanyak 8 juta ton sampah yang dihasilkan dari rumah tangga Dari jumlah itu sebanyak 7500 ton berakhir di tempat pembuangan akhir TPA
Baca lebih lajut »
Air Sirkular MenularSungai dan daerah aliran sungai di Indonesia saat ini mengalami degradasi parah.
Baca lebih lajut »