Pondok Pesantren Bali Bina Insani menerapkan toleransi beragama. Tak hanya guru beragama Islam, mereka pun merekrut guru beragama Hindu.
Bali Bina Insani menerapkan toleransi beragama. Tak hanya guru beragama Islam, mereka pun merekrut guru beragama Hindu., dari 73 guru yang mengajar di pondok pesantren, baik pada madrasah aliyah maupun madrasah tsanawiyah , 16 orang di antaranya guru beragama Hindu.
Tidak hanya itu, lokasi pesantren berada di Desa Meliling, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Mayoritas penduduk Desa Meliling beragama Hindu. "Di pesantren ini, ada 73 guru yang mukim dan pulang-pergi. Dari jumlah itu, guru yang beragama Hindu ada 16 orang sampai sekarang ini," jelas Sekretaris Yayasan Pondok Pesantren Bali Bina Insani, Yuli Saiful Bahri, Minggu .Pesantren juga melakukan rotasi guru MTs dan MA. Guru MTS dalam satu waktu akan mengajar di MA, begitu juga sebaliknya.
"Kami lebur gurunya. Kecuali yang tersertifikasi di Tsanawiyah dan Aliyah. Inipun kami upayakan ada pertemuan di antara kedua tingkatan. Sampai sekarang itu kami lakukan," imbuhnya. Menurut Yuli, toleransi yang berkembang di Pondok Pesantren Bali Bina Insani tidak bisa lepas dari sejarah pendirian sekolah asrama tersebut. Kebiasaan bertoleransi yang berkembang di Pondok Pesantren Bali Bina Insani telah terbentuk ketika dirintis pada 1990 oleh H. Ketut Immaduddin Djamal.