Plt Kepala Perpusnas Prof E Aminudin Aziz mengatakan Indonesia berpotensi menjadi pusat basis data naskah kuno nusantara Namun akses dan kurangnya anggaran menjadi tantangan
Bukan hanya interaksi pendengar yang tidak tersaingi oleh podcast dan musik streaming, inovasi konten visual di media sosial juga membuat sejumlah radio mampu bersaing di era digital“Hal itu yang sedang kami usahakan karena rasanya tidak elok jika naskah Nusantara tetapi bertebaran di mana-mana. Tentu Indonesia harus bisa menjadi pusat data naskah-naskah kuno tersebut.
Tantangan lain, sambung dia, yaitu kurangnya anggaran untuk digitalisasi naskah kuno nusantara sehingga berdampak pada kuantitas naskah yang dimanfaatkan. Amin berharap ada penambahan anggaran dari pemerintah menetapkan dan mengelolah naskah-naskah tersebut.Selain itu, Amin menuturkan bahwa koleksi naskah yang tersimpan di Perpusnas, jumlahnya sekitar 13 ribuan dengan jenis beragam dari kertas dan daun lontar yang berhasil dikumpulkan dari daerah Sunda, Jawa, Melayu, Makassar dan Bali.
Sementara untuk jumlah naskah kuno nusantara yang tersebar di luar negeri, pihaknya akan bekerja sama untuk membuka pemanfaatan naskah tersebut melalui digitalisasi. Hingga saat ini, Perpusnas tengah menjajaki kerjasama dengan pemilik naskah kuno nusantara di dunia seperti Inggris, Prancis, Jerman, Mesir dan Arab Saudi.“Kami belum punya data akurat berapa data manuskrip Indonesia di luar negeri, tapi di Belanda ada sekitar 24.000-an naskah kuno Indonesia, jumlah yang sangat besar.
Di tempat terpisah, Deputi Bidang Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional RI Mariana Ginting mengatakan pengarusutamaan naskah kuno Nusantara baru saja mendapatkan penghargaan UNESCO/Jikji Memory of the World dan Naskah Tambo Tuanku Imamku Bonjol sebagai salah satu Memory of The World for Asia and The Pacific .
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Kisah Arjunawiwaha, Naskah Kuno Tertua di Perpusnas RI dari 1344 MasehiKekawin Arjunawiwaha adalah naskah tertua di Perpusnas RI. Naskah ini ditulis Mpu Kanwa pada masa pemerintahan Prabu Airlangga.
Baca lebih lajut »
Perpusnas raih penghargaan UNESCO atas pelestarian naskah NusantaraPerpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia mendapatkan penghargaan UNESCO Jikji Memory of the World Prize edisi ke-10 tahun 2024 atas pelestarian ...
Baca lebih lajut »
Komitmen Mengarusutamakan Naskah Nusantara, Perpusnas Raih Penghargaan UNESCOHingga 2023 Perpusnas telah menghasilkan sebanyak 710 buku yang berbasis naskah Nusantara baik berupa alih aksara alih bahasa kajian dan saduran
Baca lebih lajut »
Lestarikan Naskah Nusantara, Perpusnas Raih Penghargaan UNESCOPerpusnas dinilai berkontribusi terhadap usaha pelestarian dan perluasan akses terhadap naskah Nusantara lewat berbagai program.
Baca lebih lajut »
Kebutuhan Data Center Meningkat Pesat, Ini Langkah Neutra DCsemakin banyak orang memerlukan pusat data atau data center untuk menyimpan data.
Baca lebih lajut »
Tribune: Pengadilan Tinggi Kecam Badan Basis Data dan Registrasi NasionalPengadilan Tinggi Sindh (SHC) mengecam keras Badan Basis Data dan Registrasi Nasional (NADRA) yang dinilai merusak catatan warga negara yang
Baca lebih lajut »