Ini membuat anak-anak pemulung merasa dikucilkan dan enggan melanjutkan pendidikannya
REPUBLIKA.CO.ID, Bersyukurlah jika kamu bukan anak konglomerat namun masih bisa mengenyam bangku sekolah hingga tamat. Sebab, hal ini tak bisa serta merta didapatkan oleh anak-anak pemulung di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Bantargebang, Kota Bekasi. Pengalaman tak mengenakan belum lama dialami oleh Nur, ibu dari seorang anak laki-laki bernama Mahesa yang baru berusia 7 tahun.
Dipandang sebelah mata, dikucilkan dan dirundung menjadi hal yang lumrah terjadi pada anak-anak pemulung di Bantargebang. Padahal, kondisi sekolah formal yang nyaman dan ramah bagi semua siswa adalah faktor terpenting supaya anak-anak bersemangat untuk sekolah. Terkait dengan kejadian Mahesa, Resa mengatakan, ia sempat mengkonfirmasinya ke pihak sekolah terkait. Saat mendatangi sekolah, respons pihak sekolah berbeda 180 derajat dengan saat Nur yang datang. Ia lantas menanyakan apa yang menyebabkan Mahesa tak boleh sekolah di sana.
“Biasanya di usia 13-16 tahun. Baru lulus SD mereka bilang enggak mau lanjut lagi. Karena bagi dia, buat apa, dukungan orang tua enggak dapat. Dan juga kondisi di sekolah tidak membuat dia merasa nyaman,” ujar dia.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Rizky Febian Pernah ‘Ditolak’ Anya Geraldine dan Diserang Penggemar AnyaRizky Febian menceritakan hubungannya dengan Anya Geraldine. Rizky ternyata pernah 2 kali ditolak Anya saat ajak kerjasama bareng
Baca lebih lajut »
RS Darurat Wisma Atlet Tak Pernah Pakai Obat Herbal Hadi PranotoRS Darurat Wisma Atlet menegaskan tak pernah memakai obat herbal buatan Hadi Pranoto.
Baca lebih lajut »
Sebelum Daging Isi Sampah, YouTuber Edo Putra Pernah Buat Prank THR KosongKata Makmun, keponakannya menjadi Youtuber baru dua bulan.
Baca lebih lajut »