Merapi mengeluarkan guguran lava sebanyak 127 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi menyebut bahwa aktivitasmasih cukup tinggi, yakni berupa aktivitas erupsi efusif. Hingga saat ini, status Merapi masih siaga atau level 3.
"Kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu, namun intensitas gempa guguran masih cukup tinggi," ujar Agus. Melalui hasil pengamatan yang dilakukan dalam sepekan tersebut, BPPTKG menyimpulkan bahwa potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya. Yakni meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Puncak Arus Balik, 127 Ribu Kendaraan Melintasi Jalur NagregDishub Kabupaten Bandung mencatat sebanyak 127 ribu kendaraan meilintasi jalur Nagreg ke arah barat pada arus balik H+3.
Baca lebih lajut »
Antisipasi Perkembangan Arcturus Pascamudik, Masyarakat Disarankan PCR |Republika OnlineTes PCR sesegera mungkin ketika Anda sudah merasakan bergejala.
Baca lebih lajut »
Gempa di Mentawai, Warga Sudah Terbiasa Evakuasi Mandiri hingga Aktivitas Sudah Normal - Tribunnews.comSalah satu warga Kepulauan Mentawai ternyata sudah terbiasa evakuasi mandiri. Warga Nias Selatan, Irwanto mengaku sudah biasa sejak dulu untuk evakuasi mandiri. (Ld)
Baca lebih lajut »
Pencar, Dusun yang Hilang Tersapu Awan Panas Merapi: Tersisa Pohon Kinah dan Batu NisanDahsyatnya letusan Gunung Merapi pernah dialami warga yang tinggal di kawasan itu. Bahkan, telah banyak memakan korban jiwa. Nah, peristiwa kelam ini pernah dialami warga Pencar di Desa Klakah, Selo, pada 1954. Hingga membuat dusun ini musnah.
Baca lebih lajut »
Erupsi Gunung Merapi 1954, Tragedi yang Mengubah Nama DesaGunung Merapi tetap siaga III sejak 2020 silam. Rentetan erupsi gunung dengan ketinggian 2.930 meter di atas permukaan laut (MDPL) ini berdampak di desa-desa dibawahnya. Salah satunya yang masih melekat di benak masyarakat, hilangnya Dusun Pencar dan perubahan nama Desa Sidorejo menjadi Klakah.
Baca lebih lajut »