Kisah perjuangan atlet atletik paralimpik Nia Kania Afriani menginspirasi produsen untuk membuat serial dokumenter.
Perjuangan hidup setiap individu bisa menginspirasi orang lain. Itu pula yang terjadi pada hidup Nia Kania Afriani , perempuan asal Bandung yang lahir dengan keterbatasan pendengaran alias tuli. Sering dirundung karena kondisinya yang tuli, Nia berusaha melawan stigma masyarakat bahwa penyandang disabilitas tak bisa hidup mandiri.
Namun, ia membalikkan semua anggapan. Pada usianya yang ke-46 tahun, ia meraih medali emas pada Pekan Paralimpik Daerah Jawa Barat 2022. 'Saat mendidik anak, tidak ada tekanan atau cara khusus yang diberikan. Jadi, seperti biasa saja, tanpa ada tuntutan. Anak tetap bebas memilih apa yang ingin dipelajari. Kalau ada kesulitan, itu juga dianggap hal yang wajar,' cerita Kania. Ia juga menyebut bahwa keluarganya tidak pernah merepotkannya dan selalu mendukungnya.
'Mereka mungkin punya keterbatasan, tapi mereka pasti punya kelebihan. Begitu juga dengan Ibu Kania. Sebagai seorang tuli, dia justru menjadi sosok unik, bukan kekurangan. Dia bisa berkomunikasi dengan baik, bekerja dengan baik, bahkan menjadi atlet dan meraih medali emas di usia 46 tahun,' kata Wisnu.
Pesan Penting dalam Serial DokumenterLewat serial tersebut, Wisnu berharap masyarakat tidak lagi mendiskriminasi maupun memperlakukan teman-teman disabilitas dengan buruk. Lewat karyanya itu, ia menekankan pentingnya aksesibilitas yang lebih baik bagi penyandang disabilitas di berbagai fasilitas umum. Hal ini termasuk transportasi dan fasilitas umum lainnya agar dapat merasakan fasilitas yang sama seperti orang-orang pada umumnya.
Penyandang Disabilitas Atlet Mantan Atlet Atlet Atletik Disabilitas Lifestyle Bahasa Isyarat Paralimpik
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Tak Ada Lagi Habis Manis Sepah Dibuang di Sepak Bola IndonesiaCedera bagi atlet adalah sebuah keniscayaan, akankah klub mau mengawal atlet yang cedera hingga sembuh?
Baca lebih lajut »
Kejurnas PBSI 2024 Siap Digelar, Kini Libatkan Atlet-atlet PelatnasKejurnas PBSI 2024 siap digelar dan bakal lebih seru dibandingkan edisi sebelumnya karena melibatkan atlet-atlet Pelatnas!
Baca lebih lajut »
PBSI Bersyukur Atlet Non-Pelatnas Lolos ke World Tour Finals 2024Persaingan atlet bulutangkis Indonesia di BWF World Tour Finals 2024 turut melibatkan atlet-atlet non Pelatnas. PP PBSI mensyukuri fakta tersebut.
Baca lebih lajut »
Menpora: Atletik Indonesia harus bisa bersaing di OlimpiadeMenteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Aritedjo mengungkapkan cabang atletik Indonesia harus bisa bersaing di turnamen kancah internasional seperti ...
Baca lebih lajut »
Menpora Atletik Indonesia Harus Bisa Bersaing di OlimpiadePB PASI kini telah menyiapkanrencana jangka panjang salah satunya dengan mengirim Lalu Muhammad Zohriuntuk menjalani pelatihan nasional pelatnas di Amerika Serikat
Baca lebih lajut »
Menpora: Kejurnas INKAI diharap jadi wadah mengasah kemampuan atletMenteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo berharap Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) menjadi ...
Baca lebih lajut »