Seorang peretas yg mengaku telah mencuri data pribadi ratusan juta warga China kini menjual informasi tersebut dengan mengunggah sampel dari 750.000 data yang diretas yang menunjukkan nama, nomor ponsel, nomor KTP, alamat, tanggal lahir dan laporan polisi.
Seorang peretas yang mengaku telah mencuri data pribadi dari ratusan juta warga China kini menjual informasi tersebut secara online.
Kantor berita AFP dan pakar keamanan siber telah memverifikasi sebagian data itu sebagai betul, tetapi cakupan seluruh basis data sulit ditentukan. "Sepertinya itu dari berbagai sumber. Sebagian dari sistem pengenalan wajah, sebagian lain tampaknya data sensus," kata Robert Potter, salah seorang pendiri perusahaan keamanan siber Internet 2.0.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Fatwa MUI Nyatakan Vaksin COVID-19 Cansino asal China HaramMUI memutuskan fatwa bahwa vaksin COVID-19 yang diproduksi CanSino Biologics Inc. asal China hukumnya haram. Vaksin tersebut memanfaatkan bagian tubuh manusia.
Baca lebih lajut »
Petani di China Boleh Bayar DP Rumah Pakai Semangka dan Bawang PutihSalah satu pengembang di kota Nanjing, China timur, mengatakan bahwa mereka akan menerima uang muka rumah berupa semangka senilai Rp 223 juta.
Baca lebih lajut »
Kondisi Pembalap F1 Asal China Usai Kecelakaan MenakutkanPembalap China, Zhou Guanyu yang membela Alfa Romeo mengalami kecelakaan menakutkan pada F1 GP Inggris di Sirkuit Silverstone.
Baca lebih lajut »