Hasil panen tidak dapat dinikmati, malah cenderung dibiarkan membusuk dan berserakan jatuh di tanah. Ini merupakan salah satu bentuk protes petani. _ Regional
Barat, kondisi itu menjadi ide bagaimana para petani meluapkan kekecewaan, mengekspresikannya dengan pendekatan seni-budaya yakni menggelar perang tomat.
Harapan agar dapat mengenalkan potensi seni-budaya, alam, dan hasil pertanian warga sekitar. Kegiatan ini pun dilakukan sampai saat ini. Sejak Minggu pagi, warga Kampung Cikareumbi tampak ramai berkerumun dan menyisakan jalanan yang sengaja dikosongkan sebagai arena peperangan.Sebelum masuk ke acara inti, rangkaian kegiatan berupa parade arak-arakan hasil bumi menarik perhatian warga.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Kelompok Radikal Manfaat Demokrasi Sebagai Medan PerangKetika kelompok radikal menyatu dengan orang partai dan masuk ke dalam institusi negara, paham radikalisme menguat.
Baca lebih lajut »
Perang Ketupat, Tradisi Warga Desa Kapal Bali untuk Memohon KemakmuranTradisi dilakukan dengan saling melemparkan ketupat antara kelompok laki-laki yang melempar simbol Purusa dan kelompok wanita yang melempar ketupat dengan simbol Predana. Tradisiperangketupat
Baca lebih lajut »