Amerika Serikat (AS) telah membuat simulasi jika akhirnya berperang dengan Tiongkok seiring meningkatnya ketegangan antara kedua negara. Tiongkok
jpnn.com, WASHINGTON - Amerika Serikat telah membuat simulasi jika akhirnya berperang dengan Tiongkok. Hasil perhitungan Departemen Pertahanan AS atau Pentagon menyimpulkan Negeri Paman Sam itu akan menanggung banyak kehilangan jika berperang melawan Tiongkok pada 2030. AS bakal keok jika harus berperang melawan Tiongkok di Pasifik. Pentagon memprediksi Negeri Adidaya itu tak akan mampu mempertahankan Taiwan dan pangkalan militer AS di Guam dari serbuan Tiongkok.
Peringatan itu mengemuka seiring meningkatnya ketegangan antara kedua negara setelah Presiden AS Donald Trump mengecam cara Tiongkok menangani pandemi virus corona. Trump juga berulang kali menuding negeri komunis itu berbohong tentang sejauh mana penanganan virus pemicu pandemi global tersebut. Sumber-sumber The Times mengatakan bahwa Pentagon mendasarkan simulasinya pada perkiraan tentang kekuatan militer Tiongkok sepuluh tahun mendatang.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
PSBB Kedua di Makassar Segera Berakhir, Kasus Positif Covid-19 Masih BanyakTanda-tanda Covid-19 bakal berakhir di Kota Makassar tidak juga muncul meski sudah menerapkan PSBB.
Baca lebih lajut »
Nintendo Switch vs PS4 di Musim Pandemi, Siapa Juaranya?Kepopuleran konsol mencuat sebagai salah satu kebutuhan masyarakat di tengah pandemi. Di antara Nintendo Switch vs PlayStation 4, kira-kira siapa ya pemenangnya? NintendoSwitch PS4 via detikinet
Baca lebih lajut »
Bila Nanti Sudah Ada Vaksin Corona, Siapa yang Akan Dapat Duluan?Komentar salah satu perusahaan farmasi pengembang vaksin Corona dikritik karena akan mendahulukan AS. Sebenarnya bagaimana vaksin akan didistribusikan? VaksinCorona ObatCorona via detikHealth
Baca lebih lajut »
Ratusan Tenaga Ahli Bintan Alumina Indonesia Tertahan di TiongkokSekitar 500 tenaga ahli asal Tiongkok yang masih bekerja di perusahaan itu ingin cuti.
Baca lebih lajut »