Kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) akan sangat kompleks jika diterapkan di industri sawit sebab jumlah pemainnya mencapai ratusan. TempoBisnis
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia Sahat Sinaga mengatakan pengusaha sawit tidak setuju dengan kebijakan pemenuhan kebutuhan domestik atau domestic market obligation . 'Karena kompleks, tidak cocok untuk jenis migor . Beda dengan batu bara gampang dikontrol,' ujar Sahat saat ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat pada 11 November 2022.
Baca juga: Kemendag: Harga CPO Turun karena Kekhawatiran Resesi GlobalIkuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Persaingan Sengit! Kendali Senat AS Bergantung pada Siapa yang Menang di 2 dari 3 Negara BagianDemokrat perlu 50 kursi untuk mengendalikan Senat, tempat semua kebijakan pemerintah AS harus disetujui.
Baca lebih lajut »
Sawit Disotor Soal Isu Keberlanjutan, Ini Respons PengusahaIndia telah meluncurkan aliansi sawit berkelanjutan &039;Sustainable Palm Oil Coalition for India (IndiaSPOC).
Baca lebih lajut »
Jurus Pengusaha Sawit Lawan 'Penjegalan' CPO RI Oleh EropaUni Eropa 'Jegal' Ekspor CPO RI, Pengusaha Siap Berjuang!
Baca lebih lajut »
Pakar Digital Kritik Kebijakan Migrasi TV Analog |Republika OnlinePemerintah didorong benahi dulu infrastruktur digital baru mematikan TV analog.
Baca lebih lajut »
Pengacara P3MI Pertanyakan Kebijakan Kemnaker yang Membuka Kembali Penempatan PMI ke Arab Saudi Melalui SPSKPengacara Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia Gugum Ridho pertanyakan kebijakan Kemnaker soal kebijakan penempatan PMI ke Arab Saudi melalui SPSK.
Baca lebih lajut »