Pengamat menilai Bamsoet dan Airlangga punya potensi yang sama jadi Ketum Golkar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta Pangi Syarwi Chaniago menilai Airlangga Hartanto dan Bambang Soesatyo punya kelebihan dan kekurangan jika melihat rekam jejak masing-masing. Ia menilai, keduanya punya potensi yang sama menjadi Ketua Umum Golkar.
Pangi melanjutkan, keberhasilan Airlangga mengemban amanah presiden memimpin kementerian perindustrian itu adalah salah satu prestasi. Dia mengatakan, Airlangga juga pernah menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014 dan diberi amanah menjadi Ketua Komisi VI DPR RI yang membidangi urusan Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, UKM dan BUMN.
"Artinya perlu dievaluasi kemahiran, kepiawaian beliau dalam memimpin sebuah organisasi politik dan gagal menjadikan partai Golkar sebagai partai pemenang pemilu," katanya. "Semenjak dilantik, Bamsoet juga bisa dibilang cukup sering disorot media sehingga publik pun familiar dengan namanya," kata Pangi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Airlangga dan Bamsoet Punya Peluang yang Sama Pimpin Golkar
Baca lebih lajut »
Jagokan Bamsoet, Yorrys Ungkit Aib Airlangga di GolkarPolitikus Partai Golkar, Yorrys Raweyai, menyatakan Airlangga gagal mencapai target partai pada Pemilu 2019 dan melanggar AD/ART.
Baca lebih lajut »
Airlangga Hartarto Bantah Pencopotan Ketua DPD Golkar Cirebon karena Dukung BamsoetAirlangga Hartarto menjelaskan bahwa pencopotan Toto berkaitan dengan persoalan organisasi partai di daerah. AirlanggaHartarto
Baca lebih lajut »
KY Bakal Cek Rekam Jejak Calon Hakim Ad Hoc Tipikor Berlatar PolitikusKomisi Yudisial (KY) bakal mengecek rekam jejak calon hakim ad hoc tindak pidana korupsi (tipikor) yang berlatar belakang...
Baca lebih lajut »
Airlangga Tepis Kecurigaan Bamsoet soal Skenario AklamasiAirlangga Hartarto menyebut rapat pleno adalah forum membahas kegiatan internal organisasi, bukan untuk memilih ketua umum Partai Golkar.
Baca lebih lajut »