Ketergantungan tinggi media cetak pada pendapatan iklan harus direfleksi ulang.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pengamat pers, Masduki, menilai pandemi Covid-19 yang terjadi hari ini telah menjadi krisis ketiga bagi pers pasca-Reformasi tahun 1998 lalu. Hal itu ditandai di antaranya oleh menurunnya pendapatan iklan perusahaan pers, waktu operasional yang terbatas, sirkulasi yang terhambat, hingga hambatan pada wartawan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya maupun dalam melakukan kegiatan jurnalistik.
Krisis kedua yang juga sampai hari ini masih dirasakan oleh media cetak adalah serbuan teknologi digital. Teknologi digital ini mampu menyajikan berita secara lebih cepat dibandingkan dengan media cetak, menghabiskan biaya yang lebih murah, serta mampu menggerus pemasukan iklan dari media-media analog termasuk media cetak.
Anomali lain yang terjadi adalah di saat banyak trafik pembaca media meningkat karena banyak orang berada di rumah selama pandemi kali ini ternyata tak berbanding lurus dengan pemasukan iklan. Hal itu disebabkan banyak produsen pemasang iklan melakukan penyesuaian operasional. Sebelumnya, Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid, mengatakan, pemerintah telah memastikan perusahaan pers di Indonesia akan mendapatkan insentif pajak untuk keberlangsung industri media yang terdampak pandemi Covid-19."Kami koordinasi akhir pada Jumat dalam Rapat Terbatas Menko Perekonomian bersama Menteri Keuangan, diputuskan bahwa perusahaan pers mendapatkan insentif," kata dia, dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR dengan KPI dan Dewan Pers secara virtual, bulan lalu.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Jumlah tes Covid-19 tak konsisten, peneliti: 'Puncak pandemi Covid-19 di Indonesia sulit diprediksi'Jumlah tes PCR di Indonesia fluktuatif dan belum mencapai sasaran 10.000 tes per hari. Peneliti mengatakan hal ini akan mempersulit prediksi puncak Covid-19 di Indonesia.
Baca lebih lajut »
Atasi Krisis Covid-19, Arab Saudi Naikkan PPN Jadi 15% |Republika OnlineArab Saudi menyatakan sepanjang sejarah modern, ini adalah krisis terburuk.
Baca lebih lajut »
Mantan Menteri BUMN Usul Pembentukan Dewan Krisis Pandemi Covid-19Semua negara mengalami kesulitan ekonomi akibat penerapan aturan lockdown atau karantina wilayah sehingga menghentikan aktivitas ekonomi.
Baca lebih lajut »
Pengamat: Tidak tepat iuran BPJS Kesehatan naik saat pandemi COVID-19'Ini masalah yang sensitif, di tengah wabah, pemerintah menaikkan (iuran BPJS). Walaupun pemerintah punya argumentasi yang kuat pun, itu pasti akan ditanggapi miring,” kata pengamat ekonomi.
Baca lebih lajut »
Berusaha Eksploitasi Krisis Covid-19, Mafia Italia DitahanSelama bertahun-tahun, mafia berusaha mengambil alih bisnis di Italia.
Baca lebih lajut »
Dampak Covid-19 Berpotensi Melebar ke Krisis Perbankan |Republika OnlineProgram bank jangkar akan cukup berisiko jika tidak dilakukan dengan hati-hati.
Baca lebih lajut »