Penerimaan Cukai Rokok Turun Bukan Berarti Kurangi Konsumsi Rokok Masyarakat

Rokok Berita

Penerimaan Cukai Rokok Turun Bukan Berarti Kurangi Konsumsi Rokok Masyarakat
Cukai Hasil TembakauPrevalensi Perokok
  • 📰 mediaindonesia
  • ⏱ Reading Time:
  • 49 sec. here
  • 4 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 30%
  • Publisher: 92%

Fokus kebijakan sebaiknya diletakkan pada pengurangan akses kaum muda ke produk tembakau melalui penegakan hukum

Sebagai tuan rumah Piala Eropa 2024, Jerman mematok target mencapai final. Mampukah mereka melakukannya, atau malah terlempar di babak awal seperti di Piala Dunia Qatar? per Februari 2024 tercatat sebesar Rp39,5 triliun atau lebih rendah 6,6% dibandingkan setoran CHT periode yang sama tahun lalu. Tren ini konsisten dengan realisasi penerimaan CHT 2023 yang hanya mencapai Rp213,5 triliun atau lebih rendah 2,4% dibandingkan pencapaian di tahun 2022.

Kun mengatakan tren peralihan konsumsi ke rokok murah sudah berlangsung beberapa tahun belakangan dan seharusnya sudah disadari oleh pemerintah sejak awal serta disiapkan solusinya. Saat ini, intervensi kebijakan untuk menghentikan fenomenaPadahal, penurunan penerimaan CHT adalah dampak dari struktur kebijakan tarif cukai saat ini yang mendorong pabrikan rokok mengatur strategi bisnis yang paling menguntungkan, termasuk memanfaatkan tarif–tarif cukai yang lebih murah di seluruh kategori rokok.

"Menjawab isu tersebut, CIPS merekomendasikan salah satunya kepada Kementerian Keuangan agar dapat mengkaji dampak kenaikan harga dan tarif terhadap prevalensi merokok serta tingkat penjualan produk tembakau ilegal yang lebih murah serta lebih berbahaya," ujarnya. RPP Kesehatan terkait pengendalian produk tembakau turunan dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan menjadi harapan untuk selamatkan generasi muda dari konsumsi rokok.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

mediaindonesia /  🏆 2. in İD

Cukai Hasil Tembakau Prevalensi Perokok

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Kenaikan Cukai Dinilai jadi Biang Kerok Turunnya Produksi Rokok dan Penerimaan NegaraKenaikan Cukai Dinilai jadi Biang Kerok Turunnya Produksi Rokok dan Penerimaan NegaraKontributor utama penerimaan cukai, yakni cukai hasil tembakau (CHT) juga terus turun sebesar 7,3 persen per Maret 2024.
Baca lebih lajut »

Kenaikan Cukai Picu Turunnya Produksi Rokok dan Penerimaan NegaraKenaikan Cukai Picu Turunnya Produksi Rokok dan Penerimaan NegaraLaporan penerimaan Kepabeanan dan Cukai Maret 2024 menunjukkan penurunan sebesar 4,5 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 69 triliun.
Baca lebih lajut »

Buruh rokok harap pemerintah tak naikkan cukai rokok SKT pada 2025Buruh rokok harap pemerintah tak naikkan cukai rokok SKT pada 2025Buruh rokok yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP RTMM SPSI) mengharapkan ...
Baca lebih lajut »

Ditekan RPP Kesehatan, Industri Rokok Takut Bisnisnya Gulung TikarDitekan RPP Kesehatan, Industri Rokok Takut Bisnisnya Gulung TikarPengusaha rokok berharap agar segmentasi aturan penjualan rokok konvensional dan rokok elektrik untuk diperinci lebih jauh.
Baca lebih lajut »

Ini Peran dan Kontribusi Bea Cukai terhadap Penerimaan Negara dan Pengawasan PerdaganganIni Peran dan Kontribusi Bea Cukai terhadap Penerimaan Negara dan Pengawasan PerdaganganDirektur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengungkapkan bahwa Bea Cukai memiliki peran krusial dalam perekonomian Indonesia.
Baca lebih lajut »

Peran Bea Cukai Disebut Tak Hanya Sumber Penerimaan Negara Tapi Jaga Efektivitas PerdaganganPeran Bea Cukai Disebut Tak Hanya Sumber Penerimaan Negara Tapi Jaga Efektivitas PerdaganganDari sisi kepabeanan dan cukai, pendapatan Bea Cukai hingga Maret 2024 mencapai Rp 69 triliun atau 21,5% dari target.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-20 23:07:45