Tingkat inisiasi menyusui dini bagi ibu yang menyandang disabilitas lebih rendah dari pada ibu yang tidak mengalami kondisi disabilitas.
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, ibu dengan disabilitas memberikan ASI 60 persen lebih sedikit dari pada ibu yang tidak menyandang disabilitas.
Penelitian ini dilakukan dengan cara memonitor risiko kehamilan melalui metode Pregnancy Risk Assessment yang berlangsung sejak Juni 2018 hingga Desember 2020. Penelitian ini dilakukan di 24 wilayah Amerika Serikat dan melibatkan lebih dari 40 ribu responden.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Donald Trump Menang Pilpres, Pasar Saham-Dolar AS Langsung MelonjakPasar saham Amerika Serikat (AS) menguat drastis usai Donald Trump menang pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS).
Baca lebih lajut »
Donald Trump Menang Pilpres, Dolar AS Melonjak-Dow Jones, S&P 500 RekorPasar saham Amerika Serikat (AS) menguat drastis usai Donald Trump menang pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS).
Baca lebih lajut »
Trump Menang Pemilu AS, Dolar Turun ke Rp15.790Rupiah terapresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah Donald Trump yang memenangkan pemilu Amerika Serikat.
Baca lebih lajut »
Donald Trump menang Pilpres Amerika 2024: Panduan memahami dinasti politik Amerika SerikatIni yang perlu Anda ketahui tentang keluarga Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.
Baca lebih lajut »
Menhan Amerika Serikat Sebut Aliansi Amerika-Filipina Akan Berlanjut Meski Berganti PemerintahanPemerintahan Biden telah mengambil langkah untuk memperkuat aliansi militer di seluruh kawasan Indo-Pasifik untuk menghadapi China dengan lebih baik, termasuk dalam konfrontasi masa depan atas Taiwan atau di Laut China Selatan, yang hampir seluruhnya diklaim oleh Beijing.
Baca lebih lajut »
Donald Trump Tuduh Taiwan Pencuri, Tebar Ancaman Jika MenangCalon sekaligus mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuduh Taiwan mencuri bisnis chip Amerika.
Baca lebih lajut »