Pendemo di Hong Kong Kini Harus Mengenakan Tanda Pengenal Bernomor TempoDunia
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Hong Kong, Minggu, 26 Maret 2023, mengizinkan unjuk rasa kecil di bawah pembatasan-pembatasan ketat dalam salah satu demonstrasi pertama yang disetujui sejak berlakunya undang-undang keamanan nasional pada 2020.Puluhan pengunjuk rasa diharuskan memakai tanda bernomor dan dilarang memakai masker, karena polisi memantau pawai mereka menentang proyek reklamasi tanah dan pengolahan sampah yang diusulkan.
Alasan Jaga JarakPermohonan untuk protes-protes lain, termasuk penyalaan lilin pada 4 Juni untuk mengenang korban tindak kekerasan di Lapangan Tiananmen China pada 1989, telah ditolak dengan alasan jaga jarak terkait Covid.Pembatasan COVID terakhir Hong Kong dihapus tahun ini, menyusul keputusan China untuk mengakhiri kebijakan 'nol-COVID' -nya. Sementara itu, konstitusi mini Hong Kong, Undang-Undang Dasar, menjamin hak untuk berkumpul di tempat umum.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Ribuan Orang Dievakuasi akibat Kebakaran Gudang di Hong KongSekitar 3.600 orang dievakuasi dari gedung-gedung di distrik Kowloon yang ramai di Hong Kong akibat kebakaran di sebuah gedung
Baca lebih lajut »
Kecelakaan Lalu Lintas di Hong Kong, 87 Luka-lukaEmpat bus penumpang dan sebuah truk bertabrakan di dekat terowongan jalan raya Hong Kong pada Jumat (24/3) dan 87 orang terluka, termasuk anak-anak. Sebagian besar luka mereka ringan. Kecelakaan itu terjadi setelah tengah hari di dekat pintu masuk terowongan di Jalan Tseung Kwan O di Lam...
Baca lebih lajut »
Survei JobStreet: Pekerja di Bidang IT Jadi Talenta yang Paling Dicari di Indonesia hingga Hong KongPekerja di bidang IT merupakan talenta yang paling dicari di Indonesia, Hong Kong, Malaysia, Filipina, dan Singapura.
Baca lebih lajut »
Hong Kong Tak Ragu Copot Karya Seni Subversif di Ruang PublikPenurunan karya seni itu disebut para seniman sebagai bukti pengikisan kebebasan berbicara oleh otoritas China.
Baca lebih lajut »
Marshel Widianto Dulu Jadi Penonton Bayaran, Kini Satu Circle dengan Para 'Sultan'Namanya nasib tak pernah ada yang tahu. Itulah yang dirasakan Marshel Widianto. Sang komika dulu sebenarnya hanyalah penonton bayaran.
Baca lebih lajut »