Kisah pencurian uang bank terbesar yang pernah terjadi di Hindia Belanda pada tahun 1913. Pelakunya adalah A.M Sonneveld, seorang perwira pensiunan KNIL yang bekerja sebagai kepala bagian di Bank Escompto. Ia mencuri dana nasabah sebesar 122 ribu gulden dan melarikan diri ke luar kota. Setelah diburu dan ditangkap di Hong Kong, Sonneveld akhirnya diadili dan dihukum penjara.
Pada suatu masa yang berjarak sekitar 35 tahun sebelum Indonesia merdeka, terjadi peristiwa pencurian uang di bank yang sangat besar dalam sejarah Indonesia. Pelakunya adalah seorang bernama A.M Sonneveld . Kehidupan Sonneveld dan istrinya sangat glamor untuk seorang Belanda yang tinggal di Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1910-an. Sonneveld tidak pernah kekurangan uang dan selalu bisa berdansa di lantai pesta setiap saat.
Hampir setiap malam, ia dan istrinya bolak-balik ke tempat hiburan malam di pusat kota bernama Societeit Harmoni, di mana mereka bergembira dan menikmati hidangan mewah tanpa peduli berapa banyak uang yang dihabiskan. Setiap kali Sonneveld foya-foya dan hidup mewah, tidak ada satupun orang yang curiga. Hal ini karena semua orang tahu dia memang kaya raya.Ketika tiba di Batavia, Sonneveld pernah menjadi perwira KNIL alias Tentara Hindia Belanda. Ia menyelesaikan berbagai penugasan hingga berhasil mendapatkan penghargaan dari Ratu Belanda. Setelah pensiun dini, ia melanjutkan bekerja di bank swasta terbesar, yaitu Nederlandsch Indie Escompto Maatschappi. Di sana, ia bertugas sebagai kepala bagian yang mengelola uang nasabah. Dengan demikian, gajinya juga cukup besar. Atas riwayat pekerjaan yang demikian, semua orang tidak mencurigai sedikit pun asal-usul kekayaan Sonneveld. Sampai akhirnya, sikap tersebut berubah setelah banyak orang membaca berita media pada awal September 1913. Pada awal bulan September, sebagian besar koran di Hindia Belanda melaporkan tindakan melanggar hukum oleh seorang pegawai bank di Batavia. Setelah dibaca secara menyeluruh, pegawai bank tersebut bernama A.M Sonneveld. Harian Deli Courant (5 September 1913), misalnya, menulis bahwa pria berusia 45 tahun itu terbukti melakukan pencurian uang nasabah sebesar 122 ribu gulden. Pembuktian terjadi setelah pihak Bank Escompto melakukan investigasi internal terkait transaksi yang mencurigakan. Dari situ diketahui bahwa Sonneveld melakukan 'permainan kotor'. Pada tahun 1913, 122 ribu gulden dapat membeli 73 kg emas karena harganya per gram mencapai 1,67 gulden. Artinya, jika dikonversi ke masa sekarang, maka 73 kg emas setara dengan Rp87 miliar (1 gram emas: Rp1,2 juta). Di sisi lain, Sonneveld ternyata sudah mengetahui bahwa tindakan kotornya mulai diketahui pihak bank. Oleh karena itu, jauh sebelum ditetapkan sebagai tersangka, ia dan istrinya sudah kabur terlebih dahulu ke luar kota. Polisi kemudian menetapkan keduanya sebagai buronan dan menyebarkan deskripsi fisiknya di banyak koran dan tempat. Laporan de Sumatra Post (6 September 1913) mewartakan secara detail ciri fisik Sonneveld, yaitu berkulit coklat, berdarah Belanda, ada bekas luka di pipi kanan dan lutut, dan berusia 45 tahun. Beruntung, penyebaran informasi berhasil membawa titik terang pelarian pasangan suami istri tersebut. Diketahui, ia ternyata pergi ke Bandung menggunakan kereta api dari Meester Cornelis (kini Jatinegara). 'Polisi mendeteksi dia menyewa mobil dari Meester Cornelis dan pergi ke hotel di Bandung,' tulis pewarta Deli Courant. Di Bandung, keduanya tidak diam dan melanjutkan perjalanan lagi ke Surabaya menggunakan kereta api. Harian Bataviaasch Nieuswblad (7 September 1913) melaporkan, selama perjalanan kereta api, Sonneveld sempat bertemu seorang teman yang bertanya tujuan perjalanannya. Kepada teman, buronan dari Batavia itu bilang akan pergi ke Hong Kong setibanya di Surabaya. Dalihnya, perjalanan dilakukan untuk studi banding ke Bank Escompto cabang Hong Kong. Meskipun begitu, temannya tahu bahwa itu hanya bualan semata. Maka, dia melaporkan cerita ini ke polisi. Akibatnya, kepolisian Hindia Belanda segera menghubungi polisi Hong Kong. Akhirnya, perjalanan Sonneveld dan istri pun berakhir. Belum lama menginjakkan kaki di daratan Hong Kong, keduanya langsung diciduk polisi dan diekstradisi ke Hindia Belanda. Tas berisi sisa-sisa uang pencurian juga disita. Sesampainya di Indonesia, keduanya langsung diadili. Di pengadilan, Sonneveld mengaku melakukan pencurian uang nasabah untuk memenuhi hasrat hidup mewah. Begitu pula istrinya yang mengetahui tindakan suami dan berupaya menutupi. Sonneveld kemudian dihukum penjara selama 5 tahun. Sementara istrinya harus berada di hotel prodeo selama 3 bulan. Kasus Sonneveld kemudian tercatat dalam sejarah sebagai pencurian terbesar di tahun 1910-an
Pencurian Bank Hindia Belanda A.M Sonneveld KNIL Hong Kong
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sejarah Hindia Belanda di Piala Dunia, Dipimpin Kapten Seorang Dokter BerkacamataPara pemain Timnas Hindia Belanda terdiri suku Jawa, Maluku, Tionghoa, Indo-Belanda
Baca lebih lajut »
Pengobatan Herbal di Hindia Belanda: Kisah Dokter Carl yang Memecahkan Misteri DukunArtikel ini membahas tentang praktik pengobatan herbal di Hindia Belanda pada masa lalu dan bagaimana dokter asal Jerman, Friedrich August Carl, tertarik dengan keberhasilan pengobatan dukun. Carl kemudian melakukan penelitian dan mengkategorisasikan obat herbal berdasarkan ilmu medis modern, yang akhirnya mendorong dokter di Hindia Belanda untuk menggunakan obat herbal dalam pengobatan.
Baca lebih lajut »
Perlukah Libur Sekolah Satu Bulan Ramadhan?Sejarah mencatat, kebijakan libur Ramadhan juga pernah diberlakukan pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Baca lebih lajut »
Airlangga Ungkap Bank Syariah Bakal Susul Pegadaian Jadi Bank EmasPegadaian mengantongi izin dapat melakukan kegiatan usaha Bullion di antaranya meliputi Deposito Emas, dan Pinjaman Modal Kerja Emas.
Baca lebih lajut »
Perkuat Jaringan, Sucor Asset Management Gandeng Bank-Bank BesarJPNN.com : Kolaborasi dengan berbagai APERD bank ini juga memperkuat posisi Sucor Asset Management dalam menyediakan solusi investasi yang komprehensif.
Baca lebih lajut »
Gubernur Bank of England Desak Dukungan AS Berkelanjutan terhadap IMF dan Bank DuniaAndrew Bailey secara tegas meminta AS untuk terus mendukung IMF dan Bank Dunia. Kekhawatiran muncul atas potensi perubahan kebijakan AS di bawah pemerintahan Donald Trump, yang dapat berdampak signifikan terhadap stabilitas ekonomi global.
Baca lebih lajut »