Pemimpin de facto Suriah, Ahmed al-Sharaa, berharap pemerintahan Presiden terpilih AS, Donald Trump, akan mencabut sanksi terhadap negara ini. Ia juga menyatakan pentingnya hubungan dengan Iran dan Rusia.
Pemimpin de facto suriah Ahmed al-Sharaa, yang juga dikenal dengan nama Abu Mohammed al-Golani, berbicara kepada awak media di hari ia bertemu dengan Menteri Qatar Mohammed bin Abdulaziz Al-Khulaifi,, di Damaskus Suriah, pada 23 Desember 2024. (Foto: Reuters/Ammar Awad) Ahmed al-Sharaa menyatakan harapan bahwa pemerintahan Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump , yang akan datang akan mencabut sanksi yang dijatuhkan kepada negaranya di bawah kepemimpinan Assad.
pada Minggu (29/12), bahwa pemilihan umum di negara itu bisa dilakukan dalam empat tahun ke depan. Dia juga mencatat pentingnya hubungan mereka dengan Iran dan Rusia, dan menyerukan agar Amerika Serikat mencabut sanksi yang dijatuhkan terhadap negara tersebut. “Proses pemilihan umum bisa memakan waktu selama empat tahun,” kata Sharaa kepada televisi Al Arabiya milik Saudi, tiga pekan setelah kelompok Islamisnya, Hayat Tahrir al-Sham dan kelompok pemberontak sekutunya, menggulingkan penguasa lama Bashar al-Assad.Dalam wawancara mengenai berbagai tema itu, dia menyatakan harapan bahwa pemerintahan Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump yang akan datang akan mencabut sanksi yang dijatuhkan kepada negaranya di bawah kepemimpinan Assad.“Sanksi terhadap Suriah dikeluarkan berdasarkan kejahatan yang dilakukan rezim tersebut,” kata Sharaa, seraya menambahkan bahwa karena Assad sudah tiada, “sanksi-sanksi ini seharusnya dicabut secara otomatis”. Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang dipimpin Sharaa telah dilarang sebagai organisasi teroris oleh banyak pemerintah termasuk Amerika Serikat. Pemimpin HTS tersebut juga mencatat pentingnya hubungan dengan Rusia dan Iran, yang keduanya merupakan sekutu utama Assad. “Suriah tidak dapat terus menjalin hubungan tanpa negara regional penting seperti Iran, tetapi hubungan tersebut harus didasarkan pada rasa hormat terhadap kedaulatan kedua negara dan tidak mencampuri urusan kedua negara,” kata Shara
Suriah HTS Ahmed Al-Sharaa Sanksi AS Donald Trump Iran Rusia
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
HTS Berjanji Bubarkan Faksi dan Latih Pejuang, Tekankan Pentingnya Pencabutan SanksiPemimpin HTS, Abu Mohammad Al Julani, berpidato di Damaskus dan mengumumkan rencana untuk membubarkan semua faksi dan melatih para pejuang untuk bergabung dengan kementerian pertahanan. Al-Julani juga menekankan pentingnya pencabutan sanksi internasional terhadap Suriah dalam pertemuan dengan tokoh internasional dan delegasi Inggris.
Baca lebih lajut »
Amerika Cabut Hadiah $10 Juta untuk Penangkapan Pemimpin HTS yang Jadi Penguasa SuriahPara diplomat Amerika bertemu Ahmed al-Sharaa di Damaskus ketika Washington mulai membuka hubungan dengan kelompok pemberontak itu.
Baca lebih lajut »
AS Cabut Hadiah Rp161 Miliar untuk Kepala Pemimpin Pemberontak SuriahMeski hadiah atas upaya penangkapan pemimpin HTS telah dicabut, namun AS tidak mengubah status kelompok itu.
Baca lebih lajut »
Penguasa Baru Suriah Tunjuk Menteri Pertahanan dan Menteri Luar NegeriAhmed al-Sharaa, pemimpin HTS, telah bertemu dengan sejumlah utusan internasional pada pekan ini.
Baca lebih lajut »
Uskup Agung Jakarta Harapkan Indonesia Menjadi Tempat Lahirnya Pemimpin yang MelayaniUskup Agung Jakarta, Suharyo, mengajak publik untuk kritis dan aktif dalam mengawal kebijakan pemerintah, khususnya di bidang perekonomian yang sedang dihadapkan dengan tantangan berat.
Baca lebih lajut »
Kapolri Harapkan Dittipid PPA-PPO Jadi Pemimpin dalam Kesetaraan GenderKapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo berharap Direktorat Tindak Pidana Pelindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan Pemberantasan Perdagangan Orang (PPO) Bareskrim Polri menjadi garda terdepan dalam mempromosikan kesetaraan gender dan memberikan pelindungan terhadap harkat dan martabat perempuan, anak, dan kelompok rentan.
Baca lebih lajut »