Dengan kondisi pandemi Covid-19, KAI mengharapkan utang itu segera dibayarkan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia atau KAI, Didiek Hartantyo mengatakan pemerintah masih memiliki utang pembayaran public service obligation kepada KAI. Total kekurangan pembayaran PSO tersebut mencapai sekitar Rp 257,87 miliar. "Mengenai kekurangan pembayaran pemerintah atas PSO ini ada di tahun 2015, 2016, dan 2019," kata Didek dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Selasa .
Dengan ditambah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, Didiek mengharapkan utang tersebut dapat segera dibayarkan."Harapan kami, dimohonkan pencairan utang pemerintah dapat direalisasikan," ujar Didiek.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Tipu Muslihat Tentara Gadungan Bisa Masukkan Seseorang Jadi Pegawai PT KAIPolisi mengamankan seorang tentara gadungan yang melakukan penipuan warga. Modusnya adalah mengaku meloloskan warga menjadi pegawai PT KAI. TentaraGadungan Penipuan
Baca lebih lajut »
Perbaikan KAI: Kontroversi Kala Jonan Menggusur Pedagang StasiunIgnasius Jonan melakukan perombakan di BUMN PT Kereta Api Indonesia (KAI), salah satunya langkah menertibkan penggusuran pedagang di stasiun KRL.
Baca lebih lajut »
Jadi Pindah dari Leverkusen, Kai Havertz? |Republika OnlineMasa depan pemain Bayer Leverkusen, Kai Havertz kembali dipertanyakan.
Baca lebih lajut »
Perjalanan Jonan, Dirut KAI yang Tidur di Gerbong, Dua Kali Jadi Menteri, Lalu KomisarisBerikut perjalanan karir Ignasius Jonan yang pernah bekerja sebagai profesional di Citibank, lalu menjadi Menteri Perhubungan dan Menteri ESDM.
Baca lebih lajut »
Total Utang Pemerintah ke Pertamina Tembus Rp 96 TriliunTotal utang pemerintah ke Pertamina totalnya mencapai Rp 96,5 triliun. Utang itu terdiri dari tahun 2017, 2018, dan 2019. Pertamina via detikfinance
Baca lebih lajut »
Utang Pemerintah ke Pertamina Tembus Rp 96,5 TriliunJumlah utang pemerintah atas PT Pertamina (Persero) mencapai Rp 96,5 triliun.
Baca lebih lajut »