Pemerintah Indonesia menargetkan tambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 71 GW dan pengembangan jaringan listrik sepanjang 48.000 kilometer sirkuit dalam rencana RUPTL mendatang. Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi, menyatakan bahwa pengembangan ini didukung swasta yang kredibel dan sejalan dengan program pemerintah. Meskipun Indonesia kaya akan sumber daya energi terbarukan, tantangan utama adalah jaringan listrik yang belum memadai. Pemerintah juga memproyeksikan peningkatan kebutuhan gas nasional untuk mendukung energi nasional, terutama untuk mendukung energi baru terbarukan.
Dia menyatakan bahwa dalam pembangunan pembangkit listrik baru, swasta mendapatkan alokasi sekitar 60 persen dari total kapasitas tambahan untuk Independent Power Producers (IPP). Akan tetapi, Bahlil menegaskan bahwa hanya swasta yang kredibel dan sejalan dengan program pemerintah yang akan dilibatkan. Dalam rencana RUPTL mendatang, pemerintah menargetkan tambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 71 gigawatt (GW) dengan dukungan jaringan listrik sepanjang 48.000 kilometer sirkuit.
'Kita rencanakan menambah 71 GW dengan jaringan sekitar 48.000 km sirkuit. Jika dibandingkan lurus, panjang ini setara 8.000 km,' katanya. Bahlil menjelaskan bahwa meskipun Indonesia kaya akan sumber daya seperti energi matahari, air, dan angin, tantangan utama adalah jaringan listrik yang belum memadai untuk mendukung lokasi pembangkit energi baru. 'Jaringan yang dulu dipasang tidak dirancang untuk menjemput tempat-tempat di mana energi baru terbarukan akan dibangun. Karena itu, kita dorong pembangunan jaringan ke depan,' ujarnya.Pemerintah menargetkan pengembangan 8.000 MW pembangkit listrik berbasis energi baru pada tahun 2025, sebagai bagian dari upaya menuju bauran energi baru terbarukan sebesar 71 persen pada tahun 2030. Selain EBT, kebutuhan gas nasional juga diproyeksikan meningkat signifikan. Hingga tahun 2030, kebutuhan gas untuk mendukung energi nasional diperkirakan mencapai 1.471 BBTUD (Billion British Thermal Unit per Day). Angka ini terus bertambah hingga diproyeksikan mencapai 2.659 BBTUD pada tahun 2034. 'Dari 2025 hingga 2030, kebutuhan gas terus meningkat untuk mendukung energi baru terbarukan. Kenaikan ini akan terjadi di setiap regional,' pungkas Bahlil
Energi Baru Terbarukan Pembangkit Listrik Jaringan Listrik Gas Nasional RUPTL
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Garuda Indonesia dan Pelita Air Targetkan Tambahan 26 Armada Pesawat di 2025Dua maskapai penerbangan BUMN, Garuda Indonesia dan Pelita Air, menargetkan untuk menambah jumlah armada pesawatnya menjadi 26 unit pada tahun 2025 untuk memperluas layanan penerbangan baik domestik maupun internasional.
Baca lebih lajut »
Pemerintah Indonesia Targetkan 19,47 Juta Penerima Makan Bergizi GratisPemerintah Indonesia meluncurkan program Makan Bergizi Gratis dengan anggaran Rp 71 triliun untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat. Program ini menjangkau berbagai kelompok, mulai dari PAUD hingga ibu hamil dan menyusui.
Baca lebih lajut »
Pemerintah Terbitkan Aturan Tambahan Jelang Penutupan Pendaftaran PPPK Tahap 2Pemerintah menerbitkan aturan tambahan terkait seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahap 2.
Baca lebih lajut »
Keuskupan Indonesia Ajak Doakan Pemerintah untuk Membangkitkan IndonesiaMgr. Antonius Subianto Bunjamin, Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), mengajak masyarakat Indonesia untuk mendoakan dan mendukung pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dalam memajukan Indonesia. Ia mengingatkan akan permasalahan ketidakadilan, kemiskinan, intoleransi, dan lainnya yang perlu diatasi bersama.
Baca lebih lajut »
KKP Bakal Revitalisasi Tambak se-Pantura, Butuh Dana hingga Rp 78 TriliunPemerintah targetkan revitalisasi 78.550 hektare tambak se-Pantura hingga 2028 dengan anggaran Rp 78 triliun.
Baca lebih lajut »
Ratusan UMKM Ikut Terlibat Siapkan Paket Makan Bergizi Gratis, Istana Pastikan Pendaftaran Tidak Dipungut BiayaPemerintah targetkan 15 juta penerima manfaat di akhir 2025 dan 82,9 juta di 2029.
Baca lebih lajut »