Pemerintah: Berdamai Dengan Corona Bukan Menyerah

'Berdamai bukan menyerah tetapi kita harus beradaptasi untuk mengubah pola hidup kita dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat,' kata Yuri.

tidak akan hilang dalam waktu singkat. Yuri pun menegaskan sikap berdamai dengan virus COVID-19 bukan berarti menyerah.

"Oleh karena itu saatnya lah kita sekarang untuk mulai mengubah perilaku kita untuk hidup di dalam kondisi bumi yang masih terancam dengan keberadaan COVID-19. Dalam beberapa kali disebutkan oleh presiden ini lah cara kita untuk berdamai dengan virus, bukan menyerah," sambung Yuri.Yuri mengajak masyarakat untuk mengubah perilaku dan beradaptasi selama pandemi COVID-19 masih berlangsung. Dia mengimbau masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

detikcom /  🏆 29. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Infografis Sinyal Pemerintah akan Relaksasi PSBB |Republika OnlinePemerintah mengajak masyarakat berdamai dengan Covid-19.
Baca lebih lajut »

Jokowi: Kita Harus Hidup Berdampingan dengan Covid-19Kepala Negara menegaskan bahwa hidup berdampingan dengan Covid-19 bukan berarti menyerah dan menjadi pesimistis.
Baca lebih lajut »

Mungkinkah 'Berdamai' dengan Corona?Ajakan Presiden RI Joko Widodo soal Corona dimaknai beragam oleh publik. Bagaimana sih sebenarnya maksud dari 'berdamai' dengan Corona? Coronavirus via detikHealth
Baca lebih lajut »

Jokowi Kutip WHO soal Seruan Berdamai dengan CoronaPresiden Jokowi mengutip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang disebutnya turut menyerukan masyarakat untuk hidup berdampingan dengan virus corona.
Baca lebih lajut »

[POPULER TREN] Pencairan THR | Hidup Berdamai dengan Virus CoronaTHR untuk PNS dan pensiunan telah dicarikan | Haruskah kita hidup berdamai dengan virus corona? | Simak berita populer Tren.
Baca lebih lajut »