Rancangan APBN 2021 yang diarahkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional mendapat sambutan yang positif.
Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan insentif pajak perlu dilakukan untuk membantu likuiditas wajib pajak badan maupun perorangan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato nota keuangan dan RAPBN 2021. Untuk tahun depan, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 4,5-5,5 persen, dengan ditopang defisit anggaran sebesar 5,5 persen dari PDB atau sebesar Rp 971,2 triliun. ** Saksikan"Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Pemerintah diharapkan tidak ragu untuk memperpanjang periode insentif ini jika memang pada akhir periode Desember 2020 ini, dipandang masih diperlukan.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Masa Pandemi Bisa Ungkap Karakter Asli Produsen Fesyen dan Kecantikan IndonesiaSeperti apa situasi usaha fesyen dan kecantikan di masa pandemi, dan apa kaitannya dengan karakter asli produsen?
Baca lebih lajut »
Berjerawat karena mengenakan masker? Ini tips perawatannyaPenggunaan masker wajah kemungkinan akan tetap menjadi bagian dari rutinitas harian, baik di masa pandemi maupun di masa mendatang.\r\n\r\nMeskipun memakai masker ...
Baca lebih lajut »
Gaet Pembeli di Masa Pandemi, Toyota Andalkan Paket Deal CermatPaket Deal Cermat Toyota menawarkan cicilan lebih murah dibanding pembelian secara reguler. Paket ini juga memberikan jaminan harga jual kembali.
Baca lebih lajut »
17 Agustus Jadi Momentum Kemerdekaan Herbal Indonesia di Masa PandemiMasyarakat dunia akan lebih memilih produk obat herbal yang berasal dari bahan-bahan alami.
Baca lebih lajut »
Menhub Budi Karya Tegaskan Transportasi Berperan Mempersatukan IndonesiaPada masa pandemi Covid-19, transportasi menjadi urat nadi pemulihan roda ekonomi dan sektor lainnya.
Baca lebih lajut »
13 Tips Ahli Agar Sekolah Aman dari Covid-19Epidemiolog menyarakan 13 langkah wajib sekolah saat membuka kegiatan belajar mengajar di tengah pandemi Covid-19 yang belum terkendali.
Baca lebih lajut »