'Kalau sebelumnya sisa yang belum ditanggul kurang lebih sekitar 17,4 kilometer, sekarang per 2024 kemarin tinggal 17,17 kilometer,'
Foto sebagai ILUSTRASI: Suasana proyek inlet sodetan Kali Ciliwung -Kanal Banjir Timur di Kawasan Bidara Cina, Jakarta Timur, Kamis .
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum menyebut program normalisasi sungai masih berjalan. Namun, untuk bisa rampung sepenuhnya, masih ada 17,7 kilometer yang belum dibebaskan lahannya.Ika mengatakan, pada tahun 2024 lalu Pemprov DKI telah membebaskan lahan di bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan Rawajati dan Cililitan dengan panjang 200 meter.
"Kalau sebelumnya sisa yang belum ditanggul kurang lebih sekitar 17,4 kilometer, sekarang per 2024 kemarin tinggal 17,17 kilometer," ujar Ika kepada wartawan, Kamis .Untuk tahun 2025 ini, pihaknya masih melanjutkan pembayaran lahan yang dibebaskan untuk pembangunan tanggul normalisasi. Sementara, Kementerian PU juga masih mengerjakan proyek normalisasi."Kalau main ke jembatan Rawajati, kelihatan di sana ada progres fisik oleh Kementerian PU.
Ika menjelaskan, Pemprov mengalokasikan anggaran sebesar Rp90 miliar untuk lahan yang belum dibebaskan di segmen Rawajati dan Cililitan. Dalam waktu dekat, target pembebasan lahan selanjutnya ada di kawasan Pengadegan. Pihaknya sedang menginventarisasi bidang lahan yang perlu dibebaskan di wilayah tersebut. Ia belum bisa memastikan kapan program ini bisa rampung karena proses pembabasan lahan membutuhkan waktu yang tidak sebentar."Kan memilah mana yg memiliki alas hak mana yang enggak punya alas hak, terus mana yang layak dibayar, mana yang enggak layak dibayar. Itu perlu effort, lah," pungkasnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Lanjutkan Normalisasi Ciliwung, Pemprov Jakarta Anggarkan Pembebasan Lahan Rp.90 MThe Source Of Your Daily Enrichment
Baca lebih lajut »
Mat Solar Tagih Uang Ganti Rugi Pembebasan Lahan, Ternyata Tanahnya Jadi SengketaMat Solar berjuang agar mendapat uang ganti rugi atas pembebasan lahan untuk pembangunan tol Serpong-Cinere.
Baca lebih lajut »
Warga Waikomo Tolak Normalisasi Kali dengan Sistem Tukar GulingKerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Waikomo yang disebabkan oleh eksploitasi material C telah mengakibatkan hilangnya lahan pertanian dan peningkatan risiko banjir. Normalisasi DAS yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas Pekerjaan Umum menuai penolakan dari warga karena menggunakan sistem tukar guling. Warga khawatir normalisasi tersebut tidak efektif mengatasi kerusakan DAS dan meningkatkan risiko banjir di masa depan.
Baca lebih lajut »
Warga Lembata Kecewa dengan Normalisasi Kali WaikomoWarga sekitar DAS Waikomo di Kabupaten Lembata kecewa dengan proyek normalisasi kali yang berjalan amburadul. Diduga pelaksana proyek aji mumpung dengan mengeruk material golongan C melebihi kompensasi sewa alat berat.
Baca lebih lajut »
Normalisasi Kali Waikomo Dianggap Abal-AbalWarga Waikomo mengeluhkan sistem normalisasi Kali Waikomo yang dianggap hanya sebagai ajang mengumpulkan material, bukan pembenahan.
Baca lebih lajut »
Lahan Rob Menjadi Lahan Pertanian di Kota PekalonganPemerintah Kota Pekalongan menggunakan lahan bekas rob untuk pertanian guna mencapai swasembada pangan. Luas lahan pertanian di Kota Pekalongan mencapai 832 hektare yang tersebar di empat kecamatan.
Baca lebih lajut »