Jenazah migran Muslim di eropa biasanya diterbangkan ke tanah kelahiran mereka.
REPUBLIKA.CO.ID, BELANDA -- Jenazah warga asal Maroko, Mbarka Bouda, seharusnya dimakamkan di tanah kelahirannya. Namun, karena aturan ketat karantina wilayah di Netherlands, Belanda, jenazah perempuan tersebut dimakamkan di pemakaman Muslim baru di sebuah kota kecil di timur laut Belanda. Baca Juga "Itu pilihan kedua yang bagus," kata cucunya, Hassan Bouda, setelah dia membantu menurunkan peti mati Bouda ke tanah berpasir di pemakaman Riyad Al Jannah atau Taman Firdaus pekan lalu.
Ini adalah masalah, terutama bagi para migran yang telah lebih dulu tiba di Eropa pada 1960 dan 1970-an untuk mencari pekerjaan. Mereka lebih suka dimakamkan di mana mereka dilahirkan. Bagi Muslim dari Maroko, saat ini tidak mungkin karena negara kelahiran mereka menutup negaranya. Namun saat ini, menurut Direktur Organisasi Schiphol Mortuarium, Hans Heikoop, banyak mayat yang ditahan di gudang pendingin menunggu penerbangan. Mereka bisa tetap berada di sana selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan jika dibalsem.
“Ini tidak sesuai dengan tradisi Muslim. Dalam tradisi Muslim, ketika Anda menguburkan seseorang itu selamanya ," kata Presiden Dewan Prancis untuk Iman Muslim, Mohammed Moussaoui.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Muslim Wolverhampton Diminta Hindari Kerumunan Saat IdMuslim Wolverhampton diimbau patuhi petunjuk agar terhindar dari corona.
Baca lebih lajut »
Muslim Manawatu Selandia Baru Siapkan Ribuan Paket Makanan |Republika OnlineBantuan paket makanan untuk membantu petugas medis Selandia Baru.
Baca lebih lajut »
Muslim di AS Berkembang Lebih Cepat dari Warga YahudiDalam bulan puasa atau Ramadhan ini, jutaan penduduk Amerika yang beragama Islam merayakannya dengan berpuasa, salat tarawih dan berdoa bersama. Bedanya dengan bulan puasa tahun-tahun sebelumnya, keba
Baca lebih lajut »
Muslim New York Membagikan Makanan di Tengah Pandemi (2) |Republika OnlineTidak hanya makanan, Komunitas ini membantu keluarga muslim berupa kebutuhan pokok.
Baca lebih lajut »