Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menjelaskan adanya tren pelemahan nilai tukar rupiah disebabkan oleh antisipasi data klaim pengangguran AS yang diprediksi mengalami kenaikan. Selain itu, level indeks dolar AS dan yield obligasi AS yang masih tinggi menjadi faktor pendorong. Kebijakan PPN terbaru yang dinilai terlambat juga diperkirakan dapat meningkatkan risiko fiskal dan memperlambat penguatan rupiah.
Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi sikap pelaku pasar, mengantisipasi data klaim pengangguran AS pada malam ini. Klaim pengangguran AS mingguan mengalami tren kenaikan untuk periode minggu terakhir Desember. Yang akan rilis nanti malam diperkirakan akan mengalami kenaikan 6 ribu menjadi tembus 230 ribu (dari sebelumnya 214 ribu).
Pada hari ini, indeks dolar AS dan yield obligasi AS juga masih berada di level yang tinggi, masing-masing 108 dan 4,6 persen. Melihat kondisi dalam negeri, kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terbaru yang hanya untuk barang mewah dinilai sudah terlambat karena ekspektasi harga barang di tengah masyarakat sudah terlanjur naik. Untuk PPN 12 persen yang terbaru, berakibat pemerintah berpotensi kehilangan pemasukan sekitar Rp70 triliun, yang berarti risiko fiskal menjadi meningkat dan rupiah akan sulit menguat. Salah satu solusinya (agar menjaga kurs rupiah) antara lain penghematan anggaran pengeluaran negara, ungkap Rully
RUPIAH AS INFLASI EKONOMI FISAAL
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pelemahan Rupiah dan Potensi Penahanan BI-RatePengamat pasar uang memprediksi BI akan mempertahankan suku bunga acuannya, meskipun The Fed kemungkinan akan memangkas suku bunganya. Pelemahan rupiah dan kasus dugaan korupsi di BI dianggap sebagai faktor yang mendorong pengambilan keputusan ini.
Baca lebih lajut »
Pelemahan rupiah belakangan ini bisa jadi alasan BI tahan suku bungaPengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan pelemahan rupiah belakangan ini bisa menjadi alasan untuk menahan suku bunga acuan BI-Rate (Bank ...
Baca lebih lajut »
Pelemahan Rupiah Terus Berlanjut Imbas Pemilu ASGubernur BI Perry Warjiyo ungkap adanya outflow modal asing akibat terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS. BI terus berupaya stabilisasi rupiah melalui intervensi pasar dan penerbitan SRBI.
Baca lebih lajut »
Ketua Komisi XI DPR: Pelemahan Rupiah Disebabkan Masalah Teknis, Bukan Penggeledahan KPK di BIKetua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak berhubungan dengan penggeledahan KPK di kantor pusat Bank Indonesia (BI). Menurut Misbakhun, penyebab utama pelemahan rupiah adalah kebijakan fiskal dan moneter serta inflasi di Amerika Serikat.
Baca lebih lajut »
Misbakhun: Pelemahan Rupiah Murni Faktor Teknika dan Kebijakan ASMisbakhun menjelaskan bahwa pelemahan Rupiah saat ini murni soal teknikal di pasar sebagai respon terhadap kebijakan ekonomi Amerika Serikat. Ia menegaskan bahwa tidak ada hubungan penggeledahan BI oleh KPK dengan melemahnya Rupiah. Politisi Partai Golkar itu mengatakan, penyebab utama pelemahan Rupiah saat ini adalah tidak terkait dengan rasuah tetapi disebabkan oleh kebijakan fiskal dan moneter yang diambil. Bank Indonesia lebih konsentrasi untuk mengambil langkah kebijakan operasi moneter yang konstruktif untuk mengembalikan nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS.
Baca lebih lajut »
Pelemahan Rupiah Mengkhawatirkan Industri Tekstil IndonesiaPelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus terjadi mulai memicu kekhawatiran di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia. Situasi ini disebut-sebut akan memperburuk daya saing industri tekstil lokal di tengah gempuran produk impor, khususnya dari China. Depresiasi rupiah menyebabkan biaya produksi meningkat, sementara produk tekstil dari China semakin kompetitif karena mata uang yuan juga melemah.
Baca lebih lajut »