Pejabat senior Israel mengatakan mereka sedang membahas normalisasi hubungan dengan Bahrain beberapa jam setelah kesepakatan dengan Uni Emirat Arab.
TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat senior Israel mengatakan pada Kamis mereka sedang membahas normalisasi hubungan dengan Bahrain, beberapa jam setelah kesepakatan diplomatik Israel dengan Uni Emirat Arab .Televisi Israel, Kan, melaporkan Bahrain siap menjadi negara Teluk Arab selanjutnya yang akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
'Ini adalah langkah monumental untuk menjalin hubungan kerja sama di Timur Tengah dan saya pikir Anda akan membuat negara lain maju. Saya dapat memberi tahu Anda bahwa kami sudah melakukannya dan mereka ingin membuat kesepakatan. Mereka akan memiliki kedamaian di Timur Tengah.' kata Trump.Bahrain termasuk di antara negara yang menyambut kesepakatan itu.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Israel Jajaki Normalisasi Hubungan dengan Bahrain |Republika OnlineBahrain dan Oman diperkirakan mengikuti jejak UAE normalisasi hubungan dengan Israel
Baca lebih lajut »
Ikuti Jejak UEA, Bahrain Disebut Segera Buat Kesepakatan dengan IsraelPejabat Israel menyatakan Bahrain akan mengikuti jejak Uni Emirat Arab (UEA) untuk menandatangani kesepakatan damai dengan...
Baca lebih lajut »
Israel Persempit Zona Penangkapan Ikan di Jalur Gaza |Republika OnlineIsrael hanya memperbolehkan penangkapan ikan 13 kilometer dari pantai Gaza
Baca lebih lajut »
Israel Hentikan Pengiriman Bahan Bakar ke Jalur Gaza |Republika OnlinePenghentian pengiriman bahan bakar sebagai aksi pembalasan Israel
Baca lebih lajut »
Israel stop pengiriman bahan bakar ke Gaza, balas aksi balon pembakarSeiring dengan ketegangan yang meningkat, Menteri Pertahanan Israel keluarkan perintah untuk menghentikan pengiriman pasokan bahan bakar ke wilayah Gaza. Gaza
Baca lebih lajut »
Universitas Israel Bantu Vaksin Covid-19 Rusia |Republika OnlineSejumlah pihak diminta untuk tidak terlalu buru-buru menolak vaksin Rusia.
Baca lebih lajut »