Pasar Bebas dengan Bangladesh, Pelaku Tekstil: Ongkos Produksi Tak Seimbang
Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri tekstil memperingatkan pemerintah bahwa pengesahan Indonesia-Bangladesh Preferential Trade Agreement akan menyebabkan persaingan yang tidak sehat karena level of playing field yang berbeda.
"Upah di mereka itu hanya US$93 [per bulan], sedangkan di Indonesia US$161. Jam kerjanya seminggu 48 jam, sementara di Indonesia hanya 40 jam saja," kata David dalam konferensi pers, Selasa . Di sisi lain, industri tekstil Bangladesh menikmati tarif listrik flat selama 24 jam. Sedangkan di Indonesia, ada perbedaan tarif dimana jam malam lebih tinggi. Hal lainnya, dari sisi geografis, Bangladesh juga lebih dekat dari pasar ekspor tradisional seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, sehingga ongkos pengapalan juga lebih murah.Dia juga menekankan bahwa meskipun industri tekstil dalam negeri sudah lebih baik kondisinya dibanding 2020 dan 2021, masa pemulihan masih terus berjalan.