Swiss juga telah menolak melakukan pengiriman bantuan senjata ke Ukraina.
"Pemerintah Swiss telah mengalokasikan sekitar 1,5 miliar franc Swiss untuk Ukraina dan wilayahnya untuk periode 2025-2028," kata platform beritaCassis mengatakan, Pemerintah Swiss ingin membantu rekonstruksi di Ukraina, namun ia menekankan bahwa klarifikasi yang cermat mengenai kebutuhan dan pembiayaan diperlukan. Keputusan ini diambil sehari setelah Senat Swiss menyetujui sebuah rencana untuk mengizinkan para pembeli senjata Swiss mengirim senjata ke Ukraina.
Sebelumnya, Swiss juga telah menolak melakukan pengiriman bantuan senjata ke Ukraina, walau akhirnya Senat mengizinkan pembeli senjata Swiss untuk mengekspor kembali senjata-senjata tersebut ke negara-negara ketiga, termasuk Ukraina, dengan syarat-syarat yang ketat. Swiss sejak lama adalah salah satu negara dengan posisi netral, walaupun negara yang terkurung daratan berpenduduk 8,8 juta jiwa ini memiliki pasukan wajib militer bagi pria. TradisiMeskipun negara di Pegunungan Alpen, yang bukan anggota Uni Eropa, ini akhirnya telah mengikuti langkah Blok Uni Eropa dalam hal sanksi yang menargetkan Moskow. Akibatnya, sejauh ini Swiss kurang menunjukkan fleksibilitas dalam hal netralitas militernya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Putin Klaim Serangan Balik Ukraina Dimulai, Hasilnya Kekalahan Ukraina di Semua Front, Kiev BungkamPutin laporkan pertempuran sengit di sepanjang front Ukraina selatan hari Jumat, (9/6/2023), 'Pasukan Ukraina tidak mencapai tujuan mereka di sektor manapun'
Baca lebih lajut »
Rangkuman Hari Ke-471 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Balasan Ukraina Dimulai, Drone Hantam Voronezh RusiaPada perang Rusia-Ukraina hari ke-471, Presiden Vladimir Putin menyebut serangan balasan yang telah lama diantisipasi dari Ukraina telah dimulai.
Baca lebih lajut »
Bukan Ukraina, Rusia Ungkap Musuh Sebenarnya PerangRusia kembali buka suara soal pihak mana yang sebenarnya sedang dilawan Moskow dalam perang di Ukraina.
Baca lebih lajut »
PBB Cemas Rencana Taliban Larang Organisasi Internasional Beri Pendidikan di Afghanistan |Republika OnlineKehidupan perempuan di Afghanistan kembali dikekang sejak Taliban berkuasa kembali.
Baca lebih lajut »
Ganjar Sambut Baik Dukungan Perindo: Kelak Jadi Kekuatan Politik di ParlemenBakal Capres PDIP Ganjar Pranowo sambut baik dukungan Perindo untuk dirinya di Pemilu 2024.
Baca lebih lajut »