Tidak ada sebab tunggal yang memicu bunuh diri. Meski sejumlah kasus bunuh diri bermunculan di dalam dan luar negeri selama pandemi, Covid-19 hanyalah salah satu pencetusnya.
Menyebarnya Covid-19 yang diikuti pembatasan sosial atau karantina wilayah di sejumlah negara memberi tekanan cukup besar pada kesejahteraan mental masyarakat. Stres, cemas, dan depresi itu bukan hanya dialami pasien positif Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit, melainkan juga mereka yang sehat fisik dan terpaksa harus mengurung diri di rumah.
Perwakilan Nasional Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri Internasional Indonesia yang juga psikiater di RSUD Dr Sutomo-Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, Nalini Muhdi, Rabu, mengatakan, pandemi memberi masyarakat sumber stres yang lengkap. Tekanan hebat yang berlangsung berbulan-bulan tanpa tahu kapan ujung akhirnya benar-benar menguji ketangguhan mental seseorang.
Meski penyebabnya kompleks, masyarakat hingga kini masih menyederhanakan bunuh diri sebagai persoalan kurang iman. Padahal, ”Bunuh diri bukan semata diakibatkan oleh lemahnya iman seseorang,” ujar Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Indria Laksmi Gamayanti. Prevalensi bunuh diri tertinggi di Indonesia ada pada laki-laki, hampir tiga kali lipat dari perempuan. Namun, percobaan bunuh diri terbesar ada pada perempuan. Kasus bunuh diri tertinggi ada pada kelompok lanjut usia di atas 60 tahun, tetapi kelompok dengan bunuh diri tertinggi berikutnya ada pada penduduk dewasa muda 20-29 tahun.IASP menyebut, setiap satu tindakan bunuh diri umumnya ada 25 kasus percobaan bunuh diri dan berkali-kali lipat orang yang memiliki pikiran untuk bunuh diri.
Oleh karena itu, seiring dengan pandemi yang terus berlangsung tanpa kejelasan kapan akan berakhir, Indonesia perlu lebih waspada terhadap bunuh diri dan gangguan kesehatan mental. Terlebih, saat pandemi Covid-19 nantinya berakhir, dampak pandemi pada gangguan mental itu masih bisa berlangsung hingga beberapa tahun ke depan.
Analisa Fenomena Virus Korona Normal Baru Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia Into The Light Indonesia Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri International (IAS Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indo
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
TS Menitipkan Anaknya ke Warga sebelum Bunuh dan Mutilasi Istrinya, Yoyo: Sempat Coba Bunuh DiriInilah fakta terbaru soal kasus pembunuhan disertai mutilasi di Blok Cimeong, Dusun Sindangjaya, RT 08, Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Ciamis
Baca lebih lajut »
Gaya Hidup dan Kondisi Lingkungan yang Buruk Tingkatkan Risiko KankerGaya hidup yang lebih sehat dapat mengurangi risiko kanker. Selain itu, deteksi dini juga harus lebih ditingkatkan.
Baca lebih lajut »
Penelitian Ungkap Sering Marah Tingkatkan Risiko Penyakit JantungKemarahan yang berulang-ulang dapat berpotensi meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dalam jangka panjang.
Baca lebih lajut »
Marah Selama 8 Menit Bisa Tingkatkan Risiko Serangan JantungTidak mudah bagi setiap orang untuk mengontrol emosi marah
Baca lebih lajut »
Pakar Nilai RUU Penyiaran Tingkatkan Risiko Kriminalisasi JurnalisRUU Penyiaran dinilai berpotensi memudahkan pemerintah membatasi kebabasan pers, bahkan memidanakan jurnalis melalui konten berita yang dianggap meresahkan.
Baca lebih lajut »
Riset: Vape Berpotensi Tingkatkan Risiko Kanker Paru-paruVape kian populer sebagai alternatif rokok konvensional. Namun riset jangka panjang di Korea Selatan menemukan peningkatan risiko kanker bagi mantan perokok yang beralih menghisap rokok elektrik.
Baca lebih lajut »