Menurut sebuah laporan, umat manusia baru saja mengalami periode 12 bulan terpanas dalam setidaknya 125.000 tahun.
Liputan6.com, Jakarta - Setiap bulan sejak bulan Juni, dunia menghadapi kondisi panas yang tidak biasa. Para ilmuwan menyamakan dampak perubahan iklim tahun ini dengan"film bencana," yang mencakup peningkatan suhu, kebakaran hutan yang hebat, badai kuat, dan banjir dahsyat.
Menurut analisis data internasional yang diterbitkan oleh kelompok riset nirlaba Climate Central, dari November 2022 hingga akhir Oktober 2023, dunia mengalami periode 12 bulan dengan suhu rata-rata 1,32 derajat Celcius di atas suhu pra-industri, merupakan yang tertinggi dalam catatan sejarah. 2 dari 6 halamanImplikasi Luas Peningkatan Suhu GlobalPenelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk dunia merasakan dampak suhu yang tidak biasa selama periode 12 bulan terakhir. Sebanyak 7,3 miliar orang, atau 90 persen dari populasi global, mengalami setidaknya 10 hari dengan suhu tinggi yang memiliki jejak iklim yang sangat kuat.
Menurut laporan tersebut, hanya dua negara, yaitu Islandia dan Lesotho, yang mengalami suhu lebih rendah dari rata-rata selama periode ini.3 dari 6 halamanTantangan Terhadap Ambisi Perjanjian Iklim ParisHasil penelitian dari Climate Central muncul setelah analisis lain, yang dipublikasikan oleh Copernicus Climate Change Service Uni Eropa. Analisis tersebut menyatakan bahwa kemungkinan besar tahun 2023 akan menjadi tahun paling panas yang pernah tercatat.
Menurut Copernicus, suhu rata-rata tahun ini mencapai 1,43 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri, mendekati ambisi yang telah disepakati secara internasional untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius. Copernicus melaporkan bahwa suhu lautan secara konsisten mencapai rekor tertinggi sejak awal Mei, yang mengakibatkan perkembangan badai dan badai tropis yang sangat kuat di seluruh dunia, termasuk Badai Otis yang melanda Meksiko Selatan bulan lalu.
"Fakta bahwa kita melihat rekor tahun panas ini berarti rekor penderitaan manusia,” katanya dalam sebuah pernyataan," ujar Friederike Otto dalam sebuah pernyataan.
Panas Global Perubahan Iklim Kebakaran Hutan Badai Banjir
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Bakat Luar Biasa Nara Thalia Ramli, Bermain Piano di Carnegie Hall pada Usia 5 TahunKesuksesan Nara ini tidak lepas dari bimbingan dan dedikasinya dalam belajar musik, khususnya piano. Tabitha, seorang guru di Reverie Music School, telah mengungkapkannya
Baca lebih lajut »
Dedi Sebut Peran Jokowi Dalam Politik Luar BiasaJPNN.com : Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah mengatakan peran Presiden Jokowi dalam politik saat ini memang luar biasa.
Baca lebih lajut »
Bertolak ke Riyadh, Jokowi Akan Hadiri KTT Luar Biasa OKI Bahas Konflik di Gaza PalestinaPresiden Jokowi langsung terbang ke Riyadh, Arab Saudi untuk menghadiri KTT Luar Biasa OKI. Forum tersebut akan membahas tentang krisis di Gaza, Palestina akibat serangan Israel.
Baca lebih lajut »
Korea Selatan Umumkan Perang Melawan Wabah Kutu Busuk, Pestisida Biasa Sudah Tidak MempanKorea Selatan jadi negara terbaru yang mendeklarasikan perang melawan wabah kutu busuk. Parasit itu telah dilaporkan terlihat di pemandian, asrama universitas, dan stasiun kereta api di seluruh negeri.
Baca lebih lajut »
Piala Dunia U-17 2023: Ekuador Biasa Hadapi Tekanan Puluhan Ribu SuporterTimnas Ekuador U-17 akan melawan Timnas Indonesia U-17 dalam matchday I Grup A Piala Dunia U-17 2023. La Tri terbiasa bermain di hadapan puluhan ribu penonton.
Baca lebih lajut »
Zlatan Ibrahimovic Segera Kembali, Punya Peran Tak Biasa di AC MilanZlatan Ibrahimovic dikabarkan bakal segera kembali ke San Siro. Pria asal Swedia tersebut bakal mempunyai peran tak biasa di AC Milan.
Baca lebih lajut »