Pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto berjudul 'Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan' di Galeri Nasional terpaksa dibatalkan karena kurator meminta lima lukisan untuk diturunkan. Yos menolak permintaan tersebut karena kelima lukisan tersebut merupakan bagian penting dari narasi pameran.
JAKARTA - Pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto bertajuk 'Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan' di Galeri Nasional yang seharusnya dibuka pada Kamis (19/12/2024) malam, terpaksa dibatalkan. Pameran batal karena kurator meminta lima lukisan Yos untuk diturunkan. Pengunjung yang sudah hadir sebelum pembukaan pameran dilarang masuk ke area pameran, pintu dikunci dan lampu digelapkan.
Penyebabnya, kurator yang ditunjuk Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta lima di antara 30 lukisan untuk diturunkan. Namun, Yos menolak. Alasannya, jika kelima lukisan tersebut termasuk dalam narasi latar belakang situasi dari tema kedaulatan pangan. Jika diturunkan, narasi pameran akan menjadi tidak utuh. Lima lukisan itu berkaitan dengan tokoh yang pernah sangat populer di masyarakat Indonesia. 'Saya tidak mau lagi berurusan dengan Galeri Nasional dan Kementerian Kebudayaan,” kata Yos, Jumat (20/12/2024). Dalam rekam jejak pamerannya, karya Yos tidak pernah lepas dari masalah sosial. Pada 1994, ia mengangkat isu lingkungan melalui pameran tunggal bertajuk 'Bersatu Dengan Alam' di Taman Ismail Marzuki. Kemudian tahun 2001, ia kembali menggelar pameran tunggal bertema 'Barbarisme: Perjalanan Anak Bangsa' di Galeri Nasional yang melontarkan kritik atas budaya kekerasaan dalam realitas kebangsaan kontemporer. Pada 2005, ia kembali mengangkat isu sosial, mengkritik korupsi di lingkungan elit birokrasi melalui pameran tunggal 'Republik Udang' di Tembi Gallery, Yogyakarta. Pameran kali ini bertumpu pada harapan 'Kebangkitan Tanah dan Kedaulatan Pangan' yang lebih baik. Hal itu hanya akan terwujud bila kita berhenti membunuh tanah dan kembali menghidupkan budaya kemandirian agraris. Di lukisan-lukisannya, komentar dan kritik sosial dihadirkan Yos dalam bahasa simbolisme. Permainan garis dan warna, termasuk hitam, merah, biru, hijau, coklat, kuning, ungu, jingga, dan putih, dianggap jadi ciri khas dari lukisan Yo
YOS SUPRAPTO PAMERAN KEDULATAN PANGAN GALERI NASIONAL KURATOR
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pameran Yos Suprapto Dibatalkan, Lukisan DipertahankanPameran seni lukis karya Yos Suprapto di Galeri Nasional Indonesia batal dibuka setelah terjadi perselisihan antara kurator dan pelukis mengenai 5 lukisan yang diminta diturunkan.
Baca lebih lajut »
Pameran Yos Suprapto Dibatalkan MendadakPameran tunggal perupa senior Yogyakarta, Yos Suprapto, di Galeri Nasional Indonesia dibatalkan mendadak beberapa menit sebelum pembukaan. Pembatalan ini disebabkan oleh perselisihan antara Yos Suprapto dan kurator pameran, Suwarno Wisetrotomo, terkait penyesuaian beberapa lukisan yang dipamerkan.
Baca lebih lajut »
Ini Klarifikasi Galeri Nasional Soal Penundaan Pameran Tunggal Yos SupraptoGaleri Nasional menanggapi penundaan pameran tunggal Yos Suprapto yang dijadwalkan untuk dibuka Kamis 1912 akibat mundurnya kurator pameran Suwarno Wisetrotomo
Baca lebih lajut »
Pameran Yos Suprapto Ditunda Akibat Ketidaksepakatan dengan KuratorPameran tunggal Yos Suprapto yang dijadwalkan berlangsung terpaksa ditunda akibat perbedaan pendapat antara kurator pameran dan seniman mengenai karya yang akan dipamerkan.
Baca lebih lajut »
Pameran Tunggal Yos Suprapto, Menyelami Kritik Sosial dalam Bahasa Simbolisme Lukisan bak Cerita NovelPameran tunggal lukisan Yos Suprapto akan berlangsung di Galeri Nasional, Jakarta, pada 19 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025.
Baca lebih lajut »
Yos Suprapto Gelang Pameran 'Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan 2024'Seniman Yos Suprapto kembali menggelar pameran tunggal dengan tema 'Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan 2024' yang menyoroti krisis hilangnya budaya agraris mandiri di Indonesia. Pameran ini memadukan realisme sosial dan simbolisme surealis, menyajikan kritik sosial mendalam terkait politik, sosial, budaya, ekologi, dan kemanusiaan.
Baca lebih lajut »