Pakar sarankan pemerintah perlu benahi manajemen komunikasi seiring menuju new normal
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing menyarankan pemerintah untuk membenahi manajemen komunikasi seiring penyiapan menuju normal baru . Baca Juga "Setidaknya ada tiga unsur yang harus diperhatikan, yakni penanganan kesehatan, penegakan hukum, dan tindakan komunikasi," katanya di Jakarta, Selasa .
Emrus mencontohkan kasus penolakan rapid test hingga penjemputan paksa jenazah pasien Covid-19 yang terjadi di beberapa daerah belakangan ini, seperti di Surabaya dan Makassar."Tindakan menolak rapid test, bahkan ada yang menjemput paksa pasien Covid-19. Ini karena kesadaran masyarakat terhadap virus belum tinggi. Bisa jadi termakan hoaks. Ini kan persoalan komunikasi," katanya.
Pakar hukum Prof Gayus Lumbuun menyoroti dari perspektif hukum mengenai kesiapan menuju penerapan normal baru perlu mempertimbangkan banyak hal. Protokol yang sekarang menjadi istilah populer, kata dia, sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yang berarti panduan, aturan, hingga kesepakatan.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pakar China Sebut Vaksin Corona Segera Ada, Kecam Herd ImmunityPenasihat kesehatan China, Dr Zhong Nansan, menyatakan vaksin adalah satu-satunya jalan untuk mengendalikan pandemi Corona. Tetapi kapan vaksin tersebut siap? Vaksin via detikinet
Baca lebih lajut »
Pakar Epidemiologi Minta Belajar Daring Tetap DiutamakanPakar Epidemiologi Minta Belajar Daring Tetap Diutamakan. Proporsi online lebih banyak sekitar 60-70% hingga kasus Covid-19 dinyatakannya selesai.
Baca lebih lajut »
Pakar epideomolog: Kelompok muda lebih rentan terpapar COVID-19Pakar epideomologi Prof Ridwan Amiruddin mengemukakan kelompok muda lebih rentan terpapar COVID-19 meski angka kesembuhannya juga tinggi.\r\n\r\n"Jadi ...
Baca lebih lajut »
Manajemen Ancol Giatkan Edukasi Hidup Sehat |Republika OnlinePandemi Covid-19 belum berlalu, tapi tidak ada salahnya beradaptasi dengan New Normal
Baca lebih lajut »