Sejumlah pakar berpendapat, masa pandemi COVID-19 dapat jadi waktu yang tepat untuk menghentikan kebiasaan merokok. Perokok memiliki risiko terkena COVID-19 sebanyak 2,25 kali lipat lebih besar dibandingkan bukan perokok. rokok
Pendekatan non-fiskal dilakukan dengan pembatasan iklan rokok, perluasan kawasan tanpa rokok, pelarangan penjualan rokok ketengan , edukasi komprehensif terhadap bahaya merokok, serta perbaikan dan perluasan layanan unit berhenti merokok pada fasilitas kesehatan pertama.Dokter Feni Fitriani Taufik dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia mengingatkan orang yang merokok memiliki risiko terkena COVID-19 sebanyak 2,25 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
“Dari seribu pasien yang dirawat, 12,4 persen adalah perokok dan akhirnya perjalanannya kalau tidak meninggal dunia, masuk ke ICU dan menggunakan ventilasi mekanis,” kata Feni Fitriani mengutip laporan Organisasi Kesehatan Dunia WHO.Menurut Fitriani merokok meningkatkan regulasi reseptor-2 . ACE 2 adalah protein yang ada di permukaan paru, saluran nafas, jantung, ginjal dan saluran cerna.
“Pada infeksi COVID itu jadi tempat menempelnya virus sebelum masuk ke dalam tubuh. Ternyata kebiasaan merokok itu meningkatkan jumlah reseptor ACE 2 tersebut,”jelas Fitriani. Menurutnya, perokok dapat melindungi diri dari bahay COVID-19 dengan segera berhenti merokok.Pelaksana Tugas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Elvieda Sariwati, mengatakan pandemi COVID-19 menjadi waktu yang tepat untuk berhenti merokok.
Kementerian Kesehatan RI menyebutkan tembakau membunuh lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia tiap tahunnya. Lebih dari 7 juta kematian ini diakibatkan oleh penggunaan langsung tembakau dan sekitar 1,2 juta diakibatkan paparan asap rokok orang lain.Berdasarkan laporan Southeast Asia Tobacco Control Alliance tahun 2019, Asean Region, Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok terbanyak di Asean, yakni 65,19 juta orang.
Merokok tidak hanya berdampak buruk pada orang yang merokok, tetapi pada mereka yang terpapat asap rokok. Kebiasaan mereka juga menularkan gaya hidup tidak sehat kepada mayarakat rentan seperti anak-anak dan mereka yang kurang berpendidikan. Merokok diketahui menjadi faktor risiko berbagai infeksi saluran pernapasan dan meningkatkan tingkat keparahan penyakit saluran pernapasan.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Epidemiolog Setuju Mudik Wajib Vaksin Covid-19 |em|Booster|/em| |Republika OnlineAlasannya, supaya mudik bisa aman, apalagi bertemu anggota keluarga yang telah lansia
Baca lebih lajut »
Mirip, Begini Cara Bedakan Gejala TBC dan COVID-19Batuk, demam, dan sesak menjadi gejala yang sama-sama muncul pada pasien TBC dan COVID-19. Namun tetap ada lho perbedaannya.
Baca lebih lajut »
Studi di AS: Benarkah Covid-19 Bisa Ditularkan lewat Donor Organ?Hasil studi terbaru mengenai donor organ dan penularan Covid-19 ini berlawanan dari studi setahun lalu. TempoTekno
Baca lebih lajut »
Simak Hoaks Vaksin Covid-19 Sebabkan Gangguan Jantung pada AtletBerukut daftar hoaks atlet terkena gangguan jantung akibat vaksin Covid-19.
Baca lebih lajut »
Moeldoko: Pembayaran klaim pelayanan COVID-19 harus segera dituntaskanKepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko mengatakan pembayaran klaim rumah sakit untuk pelayanan COVID-19 harus segera dituntaskan.\r\n\r\nMoeldoko menyebutkan, tahun ...
Baca lebih lajut »
Sempat Dibawa ke IGD, Juru Bicara Satgas Covid-19 Yogyakarta BerpulangJuru bicara Satgas Covid-19 Yogyakarta Berty Murtiningsih meninggal pada Sabtu pagi sekitar pukul 05.10 di RSUP dr. Sardjito dalam usia 58 tahun.
Baca lebih lajut »