Para pelaku fenomena crosshijaber yang tengah viral saat ini tidak bisa langsung dianggap mengalami gangguan jiwa karena perlu dilakukan pemeriksaan secara ...
Selasa, 15 Oktober 2019 21:10 WIBJakarta - Para pelaku fenomenayang tengah viral saat ini tidak bisa langsung dianggap mengalami gangguan jiwa karena perlu dilakukan pemeriksaan secara individu untuk memastikannya, menurut dokter spesialis kesehatan jiwa dr Agung Frijanto, Sp.KJ.
Tapi, menurut dokter Rumah Sakit Islam Jakarta itu, biasanya transvestisisme dilakukan oleh individual bukan kelompok seperti yang viral di media sosial baru-baru ini.Biasanya perilaku transvestisisme dilakukan oleh individu untuk meningkatkan hasrat seksual atau libido dengan berimajinasi memakai busana lawan jenis.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pakar: Anies Hanya Ubah Nama dan Tak Lanjutkan Program AhokKinerja menjelang dua tahun masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat evaluasi. Anies dianggap tidak ingin melanjutkan program Ahok... AniesBaswedan BasukiTjahajaPurnama
Baca lebih lajut »
Pakar sebut Tol Langit tingkatkan ekonomi digital Indonesia timurPakar keamanan siber dari Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Doktor Pratama Persadha menyebut Palapa Ring Timur atau Tol ...
Baca lebih lajut »
Pakar sebut kembalinya fungsi hidrologis gambut cegah karhutlaGuru Besar dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Azwar Maas mengatakan pemerintah dan pihak terkait perlu mengembalikan fungsi ...
Baca lebih lajut »
Fenomena Crosshijaber Dinilai Akibat Penyimpangan KejiwaanPerilaku transvestisisme berawal dari riwayat seseorang merasa tidak nyaman dengan identitas seksual yang dia miliki.
Baca lebih lajut »