Setelah dua dekade lebih, eksistensi dan peran partai ternyata tidak sebagaimana diharapkan pada awal reformasi.
, penyelenggaraan pemilu berkala tersebut hanyalah wujud formalisme demokrasi prosedural belaka, belum memenuhi syarat sebagai demokrasi substansial.
Setidaknya secara keseluruhan praktik politik di negara-negara itu menunjukkan adanya kecenderungan ke arah munculnya rezim-rezim otokratis. Memang, dengan mengacu pada keberhasilan Pemilu 1955 sebagai patokan, dan juga mengacu pada karakter kepemimpinan politik Indonesia periode itu yang umumnya kaum intelektual berpendidikan Barat, banyak ilmuwan politik Barat percaya dan menaruh harapan besar atas prospek pertumbuhan demokrasi di Indonesia, yaitu demokrasi mengikuti model Barat yang liberal.
Namun, ketika eksperimen demokrasi liberal-parlementer ternyata tidak mampu diteruskan, bahkan sebaliknya terhenti pada tahun 1959 ketika Indonesia menerapkan model ”Demokrasi Terpimpin”, berbagai harapan yang semula tinggi tentang prospek demokrasi di Indonesia menjadi sirna., Herbert Feith mengkaji mengapa eksperimen demokrasi liberal-parlementer yang semula menjanjikan prospek demokrasi malah merosot ke praktik politik non-demokratis.
a deviation, we might almost say, from that history in that it subjected the country to alien dictationKarakteristik politik periode demokrasi terpimpin yang digambarkan Benda sebagai contoh kembalinya Indonesia ke tambatan sejarahnya di masa lalu , dengan watak aslinya yang patrimonial-feodal-paternalistik, ternyata berlanjut selama 30 tahun pemerintahan Orde Baru .
Di sisi lain, kedudukan presiden semakin kuat, ditopang menguatnya partai-partai pendukung Presiden , sedangkan oposisi danBerbagai kajian terbaru justru menunjukkan gejala kemunduran demokrasi terjadi di Indonesia.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pemilu 2024: 'Kemenangan' Prabowo Subianto dinilai 'cacat' dan dikhawatirkan membuat demokrasi merosotKemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam hitung cepat (quick count) pada Pilpres 2024 dinilai cacat karena dipenuhi praktik kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif, kata aktivis demokrasi Usman Hamid.
Baca lebih lajut »
Lewati Batas, UU Daerah Khusus Jakarta Berpotensi Cacat FormilSeperti UU Cipta Kerja yang dibahas instan, UU tentang Daerah Khusus Jakarta pun lewati batas waktunya. Cacat formalkah?
Baca lebih lajut »
Ancaman Kemunduran Demokrasi bagi PerempuanTEMA peringatan Hari Perempuan Internasional 2024 International Woman DayIWD pada 8 Maret 2024 ialah Berinvestasi pada perempuan mempercepat kemajuan
Baca lebih lajut »
Prabowo Sebut Demokrasi Melelahkan, Pengamat: Ngeri-ngeri Sedap Pernyataan ItuPrabowo Subianto menyebut demokrasi Indonesia mahal dan melelahkan. Apa maknanya di mata pengamat politik?
Baca lebih lajut »
Hari Perempuan Internasional 2024 di Jakarta - 'Kemerosotan demokrasi ancaman serius bagi partisipasi perempuan'Memperingati Hari Perempuan Internasional, Jumat (08/03), sejumlah LSM dan kelompok yang tergabung dalam Aliansi Perempuan Indonesia (API) menggelar unjuk rasa menuntut dan menyerukan 'penegakan demokrasi dan supremasi hukum'. Mereka juga menyoroti masih adanya kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan.
Baca lebih lajut »
Pembusukan Demokrasi lewat Dewan AglomerasiBAU-bau pembusukan demokrasi di negeri ini semakin tercium Tentu ini bukan bau yang sedap karena namanya juga kebusukan
Baca lebih lajut »