Supriati sudah lama membutuhkan jaminan perlindungan diri
REPUBLIKA.CO.ID DEPOK-–Program JKN-KIS memang telah terbukti menjadi salah satu pilihan utama masyarakat untuk memproteksi diri. Hal ini tampak dari jumlah kepesertaan program tersebut yang bertumbuh dengan pesat sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2014. Salah satu masyarakat yang memproteksi diri dengan Program JKN-KIS yaitu Supriati. Supriati mengungkapkan bahwa sudah sejak lama ia membutuhkan sebuah jaminan perlindungan diri.
Lebih lanjut, Supriati mengungkapkan bahwa ia merasa senang menjadi peserta JKN-KIS. Hal itu dikarenakan tiap kali ia berobat menggunakan Kartu JKN-KIS miliknya, ia selalu dilayani dengan sangat baik. Seperti layaknya ia berobat dengan menggunakan asuransi yang mahal. Ia juga tidak pernah mengalami kendala apapun saat berobat. Bahkan proses pengobatannya selalu berjalan dengan lancar.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Restorasi Lahan Bisa Menjadi Solusi Atasi Krisis Pangan |Republika OnlineLuas lahan pertanian di Indonesia semakin terbatas. Pertanian Indonesia
Baca lebih lajut »
Dokter Reisa Broto Asmoro Ungkap Tantangan Tim Atasi Covid-19Ditunjuk sebagai Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dokter Reisa Broto Asmoro mengungkapkan tantangan terbesar yang ia hadapi bersama rekan-rekannya di tim itu ke depan.
Baca lebih lajut »
Napoli Atasi Inter, Jumpa Juventus di Final Coppa Italia |Republika OnlineNapoli menahan Inter 1-1 dan unggul agregat 2-1.
Baca lebih lajut »
Gattuso: Napoli Mampu Atasi Tekanan |Republika OnlineNapoli mengamankan jalan mereka ke partai puncak untuk menghadapi Juventus.
Baca lebih lajut »
Atasi Eibar, Madrid Dekati Barcelona |Republika OnlineMadrid menaklukkan Eibar 4-1 pada pertandingan di Stadion Alfredo Di Stefano, Senin.
Baca lebih lajut »
Angelina Jolie Bocorkan Cara Bantu Putrinya Atasi KecemasanAngelina Jolie buka-bukaan soal membantu putrinya di masa pandemi corona Covid-19.
Baca lebih lajut »