Oposisi Rusia Sebut Perang Ukraina Buntu, Desak Perdamaian Sindonews BukanBeritaBiasa .
"Saya ingin gencatan senjata terjadi sebelum ribuan orang terbunuh," kata Yavlinsky kepadaPada hari Selasa, Ukraina melaporkan bahwa lebih dari 1.000 orang Rusia telah terbunuh sehari sebelumnya, sehingga total kerugian Moskow—menurut Kiev—sejak dimulainya invasi menjadi 154.830 orang.
Pejabat itu, yang telah dua kali mencalonkan diri melawan Putin dalam pemilihan presiden, mengatakan bahwa terlepas dari apa yang disebut"kemenangan", perang akan berakhir dengan tumpukan mayat dan tidak ada yang akan memaafkan baik Putin maupun Rusia.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Jumlah Tentara Rusia Tewas dalam Perang Ukraina Lebih Banyak Sejak Perang Dunia Kedua |Republika OnlineJumlah tentara Rusia tewas di perang Ukraina lebih banyak dari 16 aksi militer lain.
Baca lebih lajut »
Paus Fransiskus Sebut Perang Ukraina Tak Hanya Disebabkan RusiaPaus Fransiskus (86) mengatakan, perang di Ukraina disebabkan tidak hanya karena Rusia, tapi juga karena minat dari beberapa “kekaisaran” imperial.
Baca lebih lajut »
Update Perang Rusia Ukraina: Kharkov Kekurangan Air Setelah Dihantam Rudal RusiaWalikota Kharkov Igor Terekhov mengatakan pasokan air dan pemanas terputus di Kharkov setelah ledakan akibat rudal Rusia.
Baca lebih lajut »
Alexander Lukashenko Sebut Zelenskyy Mencoba Seret Belarusia dalam Konflik Ukraina dengan Rusia. - Tribunnews.comAlexander Lukashenko Sebut Zelenskyy Mencoba Seret Belarusia dalam Konflik Ukraina dengan Rusia. via tribunnews
Baca lebih lajut »
IMF Ramal Ekonomi Rusia di Ambang Keruntuhan Imbas Perang dengan UkrainaPada bulan Januari, IMF memproyeksikan ekonomi Rusia akan tumbuh sebesar 0,3 persen tahun ini dan 2,1 persen tahun depan.
Baca lebih lajut »
Khawatir Jadi Bumerang, Amerika Serikat Tolak Beri Bukti Kejahatan Perang RusiaAS bisa menyerbu Belanda jika ada warga AS disidang di ICC. Sejumlah pejabat dan prajurit AS memang diduga terlibat kejahatan perang di Irak dan Afghanistan. Internasional AdadiKompas
Baca lebih lajut »