OJK mencatat institusi perbankan masih mendominasi pemberi modal bagi pinjaman online (pinjol) hingga November 2022 yakni sebesar Rp 19,03 triliun
Bagikan A- A+ Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan melaporkan bahwa institusi perbankan masih mendominasi pemberian modal kerja bagi fintech peer-to-peer lending alias pinjaman online per November 2022.
Selanjutnya, bank perkereditan rakyat tercatat sebesar Rp928,5 miliar dengan jumlah rekening pemberi pinjaman sebanyak 201 entitas. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menuturkan bahwa pertumbuhan kredit ditopang oleh jenis kredit investasi yang meningkat 13,15 persen year-on-year .
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Modal Pinjol Tebar Kredit, OJK Ungkap Sumber UtamanyaOJK mencatat institusi perbankan masih mendominasi pemberi modal bagi pinjaman online (pinjol) hingga November 2022 yakni sebesar Rp 19,03 triliun
Baca lebih lajut »
Twitter Ungkap Sumber Kebocoran Data 200 Juta PenggunaTwitter mengeklaim bahwa kebocoran data yang terjadi beberapa waktu belakangan ini bukan berasal dari sistem perusahaan.
Baca lebih lajut »
Partai Buruh Ungkap Asal-Usul Sumber Dana: Dibiayai Mandiri, Bukan Partai CukongIqbal membeberkan nominal iuran yang masuk ke Partai Buruh dari salah satu organisasi inisiator itu mencapai Rp100 juta per bulan.
Baca lebih lajut »
Pusat Studi Gempa Bikin Peta Deagregasi untuk Perencanaan InfrastrukturPusat Studi Gempa Bikin Peta Deagregasi untuk Perencanaan Infrastruktur TempoTekno
Baca lebih lajut »
Wall Street Ditutup Menguat Ditopang Kinerja PerbankanWall Street ditutup menguat pada perdagangan hari Jumat (13/1/2023). Investor mencerna kinerja perbankan.
Baca lebih lajut »
Impor Beras Pemerintah Tak Capai Target, Ini Sumber MasalahnyaKepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan impor beras tahap satu yang semula ditargetkan 200 ribu ton baru terealisasi sekitar 120 ribu ton
Baca lebih lajut »