Profesi kedokteran ditantang untuk mau dan mampu melakukan audit profesi dan audit kerasionalan peresepan obat.
Tulisan ini pernah diterbitkan di Kompas, Rabu 22 November 2000. Harian Kompas sejak lama mengawal isu pentingnya peresepan obat yang rasional, terkhusus. Lebih dari seratus artikel mengenai isu antibiotik telah ditulis di Kompas dalam dua dekade terakhir. Setelah lewat hampir seperempat abad, isu dalam tulisan ini masih relevan dan penting seiring ancaman resistensi antimikroba atau bakteri-kebal kian nyata di dunia termasuk Indonesia.
Dokter Yandry Pamangin melayani salah satu pasien di Puskesmas Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua, pada awal Agustus tahun 2021. Agenda aksi kedua menurut Sampurno adalah skim manajerial. Untuk meningkatkan penggunaan obat yang rasional dapat dilakukan melalui siklus pengadaan obat. Daftar Obat Esensial Nasional yang diimplementasikan secara konsisten dan diikuti dengan baik oleh setiap tingkat pelayanan kesehatan sangat penting artinya. Estimasi pengadaan obat harus didasarkan pada morbiditas , bukan atas dasar penggunaan sebelumnya.
Ketika dikukuhkan menjadi guru besar Farmakologi di FK UI bulan Mei 1983, Prof Iwan menyebut istilah"industrio-medical complex" untuk menamakan kolusi industri farmasi dan para dokter."Sekarang istilah itu kan jadi cerita kuno, cerita yang berkembang sejak berdirinya industri obat dan sejak obat itu mempunyai peran begitu besar di negara ini sejak tahun 1970-an. Produksi yang begitu banyak pada waktu itu membutuhkan outlet yang tentu membutuhkan terobosan- terobosan.
Prof Iwan juga mengusulkan agar Ditjen POM diperkuat dengan tenaga dokter yang paham permasalahan obat dan farmakologi. Baginya, masalah obat yang terbesar dan terpenting adalah evaluasi obat, bukan hanya soal produksi. Efektivitas dan keamanan obat perlu dievaluasi terus-menerus, karena ketika obat mulai dipasarkan baru diketahui sekitar 50 persen dari dara dan fakta tentang obat tersebut.
Sejak tahun 1971 Prof Iwan memang menjadi Ketua Panitia Penilai Obat Jadi Departemen Kesehatan. Namun, dikatakan panitia itu tak lebih dari suatu lembaga konsultatif yang tugasnya hanya memberikan rekomendasi kepada Menteri Kesehatan cq Dirjen POM tentang boleh tidaknya suatu obat jadi beredar di Indonesia. Idealnya, menurut Prof Iwan, keamanan dan efektivitas obat dinilai oleh suatu panitia yang independen dan bebas dari segala tekanan sosial-politik.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Para Dokter Senior di Korsel Akan 'Resign' untuk Dukung Demo Dokter MudaRibuan dokter muda di Korsel mogok kerja sejak 20 Februari untuk memprotes pemerintah yang akan menambah 2.000 mahasiswa kedokteran per tahun.
Baca lebih lajut »
Marc Klok Pakai Obat Penahan Sakit, Klarifikasi Dokter Tim Persib Jelang ke TimnasMarc Klok masih diragukan penuhi panggilan Timnas Indonesia karena kondisinya yang selalu pakai obat penahan sakit.
Baca lebih lajut »
6 Fakta Dokter Gadungan di Bekasi: Ingin Cepat Kaya dan Dihargai Orang, Resep Obat Modal InternetSederet fakta tentang Ingwy Tito Banyu alias Sunaryanto (39), dokter gadungan di Bekasi yang diringkus polisi.
Baca lebih lajut »
Bakteri-Kebal Mengancam Kita SemuaAntibiotik yang diresepkan dokter tak menjamin obat tersebut layak dikonsumsi sebagai pengobatan sesuai penyakit pasien.
Baca lebih lajut »
Gibran dan ilusi pemilih rasionalNama Gibran Rakabuming Raka ramai dibicarakan akhir-akhir ini. Ini tidak lepas dari polemik putusan Mahkamah Konstitusi (MK) berkaitan dengan proses ...
Baca lebih lajut »
KPPU Minta 7 Maskapai Tidak Naikkan Tarif Tanpa Alasan Rasional, Ini Tanggapan Garuda IndonesiaKPPU minta 7 maskapai yang terlibat kasus kartel tiket pesawat di 2020 tak naikkan tiket tanpa alasan rasional saat arus mudik-balik 2024.
Baca lebih lajut »