Penerimaan negara yang besar disebutkan dipicu kenaikan harga minyak mentah dunia. Harga komoditas ini sempat jatuh pada 2020 akibat pandemi.
Liputan6.com, Jakarta Negara mengantongi penerimaan dari industri hulu minyak dan gas bumi mencapai USD 6,67 miliar setara Rp 96,7 triliun sepanjang semester I 2021."Peneriman negara mencapai USD 667 miliar ekuivalen sekitar 91 persen dari target USD 7,28 miliar AS," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto Dwi Soetjipto seperti melansir Antara, Jumat .
“Upaya ini berhasil membuat biaya per barel pada semester I tahun 2021 sebesar USD 12,17 per BOE lebih rendah dibandingkan Semester I tahun 2020 sebesar USD 13,71 per BOE,” jelas Dwi. Sedangkan lifting gas sebesar 5.430 MMSCFD dari target APBN sebesar 5.638 MMSCFD atau tercapai 96 persen.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Industri Hulu Migas Sumbang Penerimaan Negara Rp96,7 TSKK Migas mencatat penerimaan negara dari industri hulu minyak dan gas bumi mencapai US$6,67 miliar atau setara Rp96,7 triliun sepanjang semester I 2021.
Baca lebih lajut »
Usai Revaluasi, Aset Negara Naik Jadi Rp 11.098 Triliun di 2020Dari jumlah aset negara Rp 11.098 triliun tersebut, porsi terbesar berasal dari aset tetap yang senilai Rp 5.976,01 triliun.
Baca lebih lajut »
Berikut Negara-negara yang Mulai Berdamai dengan KoronaPandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat masyarakat dunia kini terpaksa hidup berdampingan dengan korona. Beberapa negara yang kasus penularannya sudah mulai menurun bahkan kini telah berdamai dengan virus tersebut, ini daftarnya:
Baca lebih lajut »
Rp51 M di Bank Garansi Edhy Prabowo Dirampas untuk Negarauang Rp51,7 miliar di Bank Garansi terkait izin ekspor benih lobster (benur) dengan terdakwa Edhy Prabowo dirampas untuk negara.
Baca lebih lajut »
Luhut Sebut Lonjakan Kasus Corona Bukan di RI Saja, Bagaimana Negara Lain?Luhut menyebut lonjakan kasus Corona di Indonesia saat ini juga menyerang negara lain. Dia membandingkan Indonesia dengan Inggris hingga Belanda.
Baca lebih lajut »