Pasangan suami istri Amir Budi Utomo dan Umi Mustofiah menawari Januar Effendi join bisnis oli. Keduanya menjaminkan cek dan sertifikat rumah.
JawaPos.com – Namun, ketika Januar sudah menyetor modal Rp 700 juta, cek dari Amir dan Umi tidak dapat dicairkan karena tidak ada dana. Sertifikat rumah ternyata juga masih atas nama orang lain.
Umi lantas menghubungi Januar untuk memodalinya. Agar meyakinkan, terdakwa menyerahkan cek dan menjaminkan sertifikat rumahnya. ”Januar Effendi tertarik untuk memberikan uang modal,” kata jaksa Dilla saat membacakan surat dakwaan dalam sidang di Pengadilan Negeri Surabaya kemarin . Umi lantas menyerahkan empat lembar bilyet giro kepada Januar senilai Rp 700 juta. Namun, ketika dicairkan, bank menolaknya. ”Karena telah expired dan rekening ditutup karena saldo kosong,” ungkapnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Jual Menu Pasta Rp 700 Ribu, Restoran Ini Banjir ProtesRestoran populer ini belum lama dibanjiri protes karena pasta yang ditawarkan seharga Rp 700 ribu. Setelah kejadian ini, restoran beri tanggapan. Ini katanya:
Baca lebih lajut »
Simak Keuntungan Bisnis Terdaftar NIB, Pelaku Bisnis Wajib Punya!Memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) bisa membuka peluang usaha lainnya, seperti mengurus halal, mendapatkan fasilitas perbankan untuk kemudian pembiayaan.
Baca lebih lajut »
Mawar AFI Habis Puluhan Juta Untuk Sekolah Anak-Anaknya, Chat Menohok Buat Eks Suami TerkuakMawar AFI sempat membeberkan biaya sekolah anak-anak yang dibayar dengan memakai hasil jerih payahnya sendiri. Disisi lain, Mawar sempat membocorkan chat WA menohok buat eks suami, Steno Ricardo.
Baca lebih lajut »
Istri Teddy Minahasa Bawa Tas Louis Vuitton Rp 35 Juta ke PersidanganMerthy Kushandayani, istri Teddy Minahasa memakai tas Louis Vuitton, seri Louise Chain GM seharga Rp 35 juta ke persidangan.
Baca lebih lajut »
BI Wacanakan Integrasi Sistem Pembayaran di ASEAN, Bisnis Money Changer WaswasWacana integrasi pembayaran di wilayah ASEAN disebut mengancam bisnis penukaran mata uang asing.
Baca lebih lajut »