Wartawan senior Harian Kompas Budiman Tanuredjo meluncurkan buku 'Mimpi tentang Indonesia 2' yang menyarikan mimpi elemen masyarakat akan masa depan Indonesia.
JAKARTA, KOMPAS — Dua dekade jelang 100 tahun kemerdekaan, cita-cita penyelenggaraan negara berdasarkan demokrasi substansial masih jauh dari harapan. Kendati demokratisasi telah dimulai sejak 1998, masih diperlukan perbaikan secara menyeluruh. Perbaikan itu tidak hanya pada sistem bernegara, tetapi juga dalam menciptakan aktor-aktor yang berkomitmen penuh pada demokrasi.
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, yang turut hadir dalam diskusi itu juga melihat ada permasalahan mendasar dalam demokratisasi Indonesia. Menurut dia, dalam 10 tahun terakhir terjadi pelemahan infrastruktur lunak demokrasi. Hampir seluruh lembaga yang bisa menjadi alat kontrol terhadap kinerja pemerintah dilemahkan dengan pemusatan kendali di tangan presiden.
Dalam konteks itu, Komaruddin meyakini bahwa masyarakat sipil masih memiliki kekuatan untuk membebaskan diri dari situasi yang menyandera mereka. Apalagi, sebagian masyarakat bernaung dalam wadah besar yang terkoneksi di dunia maya atau karena kesamaan profesi. Kumpulan-kumpulan masyarakat itu bisa menjadi kekuatan besar saat mendapatkan momentum dan isu yang tepat.KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN
Adapun buku “Mimpi tentang Indonesia 2” itu berisi gagasan dari sembilan tokoh dari berbagai latar belakang. Mereka, di antaranya, Mahfud MD, Andar Wibowo, Jaleswari Pramodhawardani, Ilham Akbar Habibie, dan Hermawi Taslim. Selain itu ada pula Andrinof Achir Chaniago, Melki Laka Lena, Amien Sunaryadi, dan Jimly Asshiddiqie.
Apalagi, selama 10 tahun terakhir sendi demokrasi pada berbagai lini diperlemah. Akibatnya, fungsi kontrol terhadap pemerintah tidak bisa berlangsung secara optimal. Lebih dari itu, negara pun disinyalir dikuasai segelintir elite yang berorientasi pada kepentingan pribadi atau kelompok, bukan kemaslahatan masyarakat.
“Hukum dihancurkan, aparat dihancurkan, seluruh instrumen kontrol dihancurkan. Teman-teman masyarakat sipil, kampus, partai politik, Parlemen, sampai BPK . Ujung-ujungnya KPK dihancurkan juga. Jadi, orang lupa konstitusi maknanya apa, orang lupa bahwa polisi itu tugasnya melayani dan melindungi, orang lupa bahwa pengadilan itu memberikan rasa adil,” kata Sudirman.
Unjuk rasa berbagai elemen masyarakat yang menolak rencana DPR merevisi UU Pilkada di depan Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis .
Diskusi Buku Budiman Tanuredjo
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Tantangan Mewujudkan Mimpi Indonesia Bebas KorupsiPemberantasan korupsi di Indonesia masih menjadi pekerjaan berat. Dibutuhkan penguatan komitmen bersama untuk memberantas ”penyakit” kronis ini demi kemajuan bangsa.
Baca lebih lajut »
Road to Dender: Mewujudkan Mimpi Talenta Muda IndonesiaProgram Road to Dender yang digagas oleh Pemilik FCV Dender, Sihar Sitorus, bertujuan besar menghubungkan Belgia dan Indonesia melalui sepak bola.
Baca lebih lajut »
Menuju Indonesia Emas 2025, Ini Tantangan dan PeluangnyaIndonesia saat ini berada di persimpangan jalan penting dalam mewujudkan visi besar 'Indonesia Emas 2045'.
Baca lebih lajut »
Arti Mimpi Uang: Makna Tersembunyi di Balik Mimpi FinansialTemukan makna mendalam di balik mimpi tentang uang. Dari pertanda keberuntungan hingga peringatan, simak arti mimpi uang secara lengkap di sini.
Baca lebih lajut »
Arti Mimpi Melihat Pembunuhan: Makna Tersembunyi di Balik Mimpi MengerikanTemukan makna tersembunyi di balik mimpi melihat pembunuhan. Pahami arti psikologis, spiritual dan kultural dari mimpi mengerikan ini.
Baca lebih lajut »
Arti Mimpi Bercerai dengan Suami, Ini Makna Tersembunyi di Balik Mimpi PerpisahanMengungkap arti mimpi bercerai dengan suami dari berbagai perspektif. Temukan makna tersembunyi dan pesan penting di balik mimpi perpisahan ini.
Baca lebih lajut »