Rushdie kerap mengkritik para pemimpin yang memakai agama untuk keuntungan politik.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Direktur Program Sastra di organisasi penulis, PEN America, Clarisse Rosaz Sharyf menceritakan bahwa selama empat tahun bekerja sama dengan Salman Rushdie dalam mengadakan acara, Rushdie tidak pernah meminta detail keamanan. Meskipun Rushdie kerap mendapatkan ancaman pembunuhan sejak novel kontroversialnya terbit.
Dia mengatakan serangan terhadap Rushdie belum pernah terjadi sebelumnya di institut tersebut yang didirikan pada 1874 itu. Institusi ini didedikasikan untuk mendorong dialog sipil tentang isu-isu agama, sosial dan politik."Chautauqua selalu menjadi tempat yang sangat aman," katanya. "Saya pikir kita seharusnya memiliki lebih banyak perlindungan di sekelilingnya," kata Rahmani, yang menghadapi ancamannya sendiri setelah dia secara terbuka menuntut agar pernikahan sesama jenis dilegalkan di Aljazair.