Rasa kebangsaan kita yang luar biasa hebatnya itu akan menjawab semua tantangan global hari ini dan selanjutnya
Menyadari Kembali Kearifan Nasionalisme, Refleksi 74 Tahun RIKemerdekaan dan Kedaulatan modal paling fundamental dalam pengelolan negara. Kemerdekaan dan kedaulatan penuh membuat suatu bangsa dengan bangga mengembangkan cita-cita dan tujuan negara, dengan penuh percaya diri memasuki pergaulan dunia internasional, menentukan sendiri nasib dan masa depannya, mengelola sumber daya manusia dan alam tanpa campur tangan pihak negara lain.
Tak bisa dihindari juga peran Soekarno di dalam dan luar negeri dalam peran pentingnya menjaga jati diri sebagai bangsa dan negara Indonesia. Di dalam negeri, ia tak henti-hentinya mengobarkan semangat nasionalisme dan rasa percaya diri sebagai bangsa besar; sementara di luar negeri, ia dengan penuh percaya diri memperlihatkan dirinya sebagai presiden yang jauh dari rendah diri.
Tak bisa dipungkiri memang, hidup sebagai satu bangsa besar dengan keberagaman kerap dihantui bibit-bibit perpecahan . Karena itu mustahil mengharapkan perjalanan NKRI semulus perjalanan negara Brunai, misalnya. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kita terlalu sering mendapat angka merah dalam rapor perjalanan bangsa dan berkehidupan bernegara. Suatu tatanan moralitas dan tatanan demokrasi yang elegan saat ini hanyalah impian belaka. Hampir semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara masih carut-marut. Yang mengerikan justru pada peristiwa Pilpres 2019 lalu. Baik pada masa sebelum, tengah berlangsung hingga sesudahnya, belum juga kita mendapatkan suatu eleganitas politik.
Tetapi itulah persoalannya kini. Nasionalisme kita telah retak oleh berbagai kepentingan. Lambat-laun kita menjadi bangsa yang tidak matang dalam menangani masalah-masalah bangsa, politik dan kekuasaan. Reformasi yang memberi kita kesempatan begitu luas untuk menjadi dewasa dalam urusan kenegaraan, kekuasaan dan berdemokrasi, malah memperlihatkan hasil yang jauh dari harapan. Kita berubah menjadi bangsa yang berseteru dengan diri-sendiri. kita menyimpan diam-diam api dalam sekam.
Pada akhirnya, rekonsiliasi nasional adalah solusi politis yang paling tepat dalam membangun kembali nasionalisme yang pernah kita punyai. Dan hal itu telah didengungkan akhir-akhir ini. Hanya saja, sikap menuju terbangunnya rekonsiliasi masih terlihat dan terasa artifisial, yakni membentuk rekonsiliasi bukan atas nama kepentingan bangsa. Ada sikap kekanak-kanakan dalam membentuk rekonsiliasi yang sarat dengan kepentingan-kepentingan kelompok.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Refleksi Indonesia: Menguatnya Politik Oligarkis dan Melemahnya Demokrasi Substansial - Analisa - www.indonesiana.idDemokrasi substansial yang menjadi platform yang hendak dibangun pascareformasi menjadi melemah lantaran menguatnya politik oligarkis. Hal demikian ini menyebabkan substansi demokrasi menjadi mentah. Sehingga tidak mampu menjadi sarana guna membawa kesejahteraan dan keadilan rakyat.
Baca lebih lajut »
Kodim 0815 Bekali Apkowil Metode Penyusunan Data Teritorial - Analisa - www.indonesiana.idMojokerto, - Dalam rangka pemutakhiran dalam penyusunan data wilayah, Kodim 0815 Mojokerto menyelenggarakan sosialisasi penyusunan data territorial bidang Perlawanan Wilayah (Wanwil ) Semester II TA. 2019, yang berlangsung di Makodim 0815 Jalan Majapahit Nomor 1 Kota Mojokerto, Jawa Timur.
Baca lebih lajut »
Diskusi Indonesiana: Ancaman Kartel Politik, Klientelisme, dan Oligarki dalam Demokrasi Indonesia - Gaya Hidup - www.indonesiana.idIndonesiana mengundang Anda semua untuk hadir pada Diskusi bertajuk Ancaman Kartel Politik, Klientelisme, dan Oligarki dalam Demokrasi Indonesia.
Baca lebih lajut »
HUT RI, Askrindo Bentangkan Bendera Sepanjang 74 Meter di CiliwungGuna merayakan HUT ke-74 RI, Askrindo yang tahun ini kembali menggelar kegiatan pembentangan bendera Merah Putih sepanjang 74 meter di atas sungai Ciliwung.
Baca lebih lajut »
Potret Sosok Pembawa Baki Bendera Pusaka dari Tahun ke Tahun - Tribunnews.comPeringatan HUT RI ke-74, ini deretan sosok pembawa baki bendera pusaka dari tahun ke tahun.
Baca lebih lajut »
HUT RI ke-74, Rachel Amanda Ingatkan Jasa Pahlawan KemerdekaanDi HUT RI ke-74 tahun ini Rachel Amanda tak bisa ikutan lomba
Baca lebih lajut »