Saat berpidato di Sidang PBB, Menlu Retno tampak mengenakan blouse dari kain tradisional NTT, yang bernuansa pink cerah.
Selain mempromosikan kain yang dikenakannya, Retno juga memamerkan pakaian yang dipakai para delegasi RI dalam pertemuan tersebut. Dia berujar para perwakilan Indonesia yang hadir turut mengenakan kain tradisional namun berbeda-beda guna mewakili keragaman budaya Indonesia.
"Delegasi saya mengenakan kain tradisional yang berbeda, mewakili keragaman lebih dari seribu etnis di Indonesia. Kami beragam, tetapi kami adalah satu," ucap Retno.Dalam pidatonya, Retno menyinggung beragam persoalan mulai dari masalah Myanmar, Palestina, hingga Afghanistan. Retno berulang kali menekankan relevansi semangat Bandung dalam momen tersebut. Menurutnya, semangat Bandung"memungkinkan Indonesia untuk mendengarkan dan menjadi bagian dari solusi."
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Krisis Rohingya, Menlu RI Retno Marsudi Desak Dunia Lakukan 2 Hal IniSituasi global dan kondisi domestik di Myanmar membuat isu Rohingya menjadi semakin kompleks dan sulit.
Baca lebih lajut »
Menlu Retno Berbagi Tiga Upaya Rehabilitasi dan Reintegrasi Mantan TerorisIndonesia berbagi pengalaman mengenai penanggulangan kejahatan terorisme dan penanganan radikalisasi di Indonesia, khususnya strategi rehabilitasi dan reintegrasi bagi mantan teroris.
Baca lebih lajut »
Menlu Retno dorong solusi politik untuk tangani isu RohingnyaMenteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendorong adanya solusi politik untuk menangani isu Rohingya, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari penyelesaian ...
Baca lebih lajut »
Menlu Retno: putuskan lingkaran tuberkulosis dan kemiskinanMenteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengajak negara-negara di dunia untuk bekerja sama dalam memutus lingkaran tuberkulosis (TB) dan ...
Baca lebih lajut »
Menlu Retno Beberkan 3 Upaya Indonesia dalam Rehabilitasi dan Reintegrasi Mantan TerorisMenlu Retno menekankan bahwa rehabilitasi dan reintegrasi harus mencakup semua aspek, tidak hanya terbatas pada mantan narapidana teroris, tetapi juga harus memperkuat ketahanan masyarakat dan lingkungan yang menerima mereka.
Baca lebih lajut »