Menjajal Teknologi HEV dan PHEV di Medan Sesungguhnya – Bebas Akses

Indonesia Berita Berita

Menjajal Teknologi HEV dan PHEV di Medan Sesungguhnya – Bebas Akses
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 hariankompas
  • ⏱ Reading Time:
  • 78 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 35%
  • Publisher: 70%

Untuk pertama kali, Kompas melakukan uji komparasi mobil dengan dua teknologi EV (electric vehicle) yang sudah dipasarkan di dunia, yakni hybrid electric vehicle (HEV) dan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV). Kendara AdadiKompas Baca:

Toyota Prius PHV dicas ulang dengan peranti pengisi daya cepat di Pusat Pengembangan Bisnis Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jumat .

Bandingkan dengan mobil konvensional yang diisi dengan bensin beroktan 92, yang kini rata-rata dipasarkan dengan harga Rp 9.850 per liter. Katakan konsumsi BBM rata-rata tiap mobil adalah 10 km per liter, dibutuhkan lebih dari 4 liter bensin dengan biaya sedikitnya Rp 39.400. Seperti yang terjadi selepas Cikunir itu, terasa getaran lembut saat mesin pembakaran internalnya akhirnya aktif. Yang menarik, saat mesin berkapasitas 1.800 cc ini aktif, tenaga yang tersalur ke roda justru terasa lebih rendah dibanding saat masih berada pada mode EV.

Ini tak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan enam perguruan tinggi negeri menggunakan mobil yang sama. Berdasarkan laporan akhir penelitian, didapatkan konsumsi BBM rata-rata untuk Prius HEV adalah 21,9 km per liter. Sementara untuk Prius PHV sebesar 42,0 km per liter.menunjukkan, dalam perjalanan jarak jauh tanpa pengisian ulang listrik, mobil PHEV akan berperilaku seperti mobil HEV. Hal itu menunjukkan konsumsi BBM yang tak berbeda jauh.

Mode ini beberapa kali dicoba saat melintasi Jalan Tol Semarang-Solo di ruas setelah Bawen, di mana banyak ditemui turunan panjang. Langsung terlihat bagaimana indikator baterai terisi cepat. Beberapa kali pedal gas pun harus ditekan lebih dalam. Konsekuensinya, konsumsi BBM menjadi lebih boros. Saat naik ke Cemoro Kandang ini, indikator menunjukkan konsumsi BBM 5,6 km per 100 l, atau sekitar 17,86 km per liter. Padahal, dalam perjalanan dari Semarang ke Klaten, konsumsi rata-rata berada pada posisi 4,7 km per 100 l .

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

hariankompas /  🏆 8. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Outlander PHEV Mulai Didistribusikan NovemberOutlander PHEV Mulai Didistribusikan NovemberSejak diperkenalkan di GIIAS 2019, Outlander PHEV telah laku terjual 50 unit.
Baca lebih lajut »

SIMAC Gandeng Telkomsel Gerakan Santri UsahawanSIMAC Gandeng Telkomsel Gerakan Santri UsahawanSantri milenial dan pondok pesantren harus berinovasi memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di era industri...
Baca lebih lajut »

Menkominfo sebut akses internet di Papua normalMenkominfo sebut akses internet di Papua normalMenteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan akses internet di Papua sudah kembali normal setelah akses internet di sejumlah wilayah ...
Baca lebih lajut »

Hingga 2024, Kemenristekdikti Tutup Izin Pembangunan Universitas, Mengapa?Hingga 2024, Kemenristekdikti Tutup Izin Pembangunan Universitas, Mengapa?Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menekankan tidak lagi menyetujui pembangunan universitas di Indonesia.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-04-01 05:53:23