Berita ini membahas peningkatan kasus penyakit jantung di Indonesia dalam 10 tahun terakhir dan peran obesitas sentral sebagai faktor risiko. Studi menunjukkan kenaikan signifikan jumlah pria dan wanita yang mengalami obesitas sentral, terutama di kalangan perempuan.
Di balik meningkatnya prevalensi penyakit jantung yang berlipat ganda selama 10 tahun terakhir, obesitas sentral atau perut buncit menjadi penanda berubahnya gaya hidup yang bisa menjadi awal bencana kesehatan.
Hormon estrogen berfungsi menjaga fleksibilitas dan memperlancar aliran di pembuluh darah. Hormon ini juga meningkatkan kadar kolesterol baik dan menurunkan kolesterol jahat . Banyaknya perempuan yang menjadi pekerja atau wanita karier juga membawa perubahan gaya hidup, tingkat stres, hingga paparan asap rokok yang membuat perempuan lebih mudah terkena penyakit jantung.Secara teori, laki-laki memiliki risiko penyakit jantung lebih tinggi. Faktor konsumsi menunjukkan laki-laki sebetulnya lebih rawan karena perilaku merokok dan kurang konsumsi sayur serta buah.
”Perempuan lebih banyak yang berobat. Di negara mana pun seperti itu sehingga banyak yang terdeteksi mengalami kelainan kardiovaskular dibandingkan dengan laki-laki. Jika laki-laki diperiksa seluruhnya, bisa jadi lebih banyak laki-laki,” tutur Miko, Rabu di Jakarta.Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono
Meski demikian, obesitas sentral paling banyak ditemukan di kelompok perempuan. Pada 2013, ada 38 persen perempuan berusia 15 tahun ke atas yang berperut buncit dengan jumlah 31,7 juta orang. Persentase ini meningkat menjadi 54 persen atau 53,7 juta orang pada 2023. ”Usia harapan hidup perempuan lebih panjang. Jadi, kalau dilihat yang tua-tua sakit jantung itu, kok, kesannya banyak perempuan, mungkin karena yang pria sudah pada enggak ada,” kata Yunia.
Obesitas Sentral Penyakit Jantung Risiko Kesehatan Wanita Gaya Hidup
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Hari Jantung Sedunia momentum edukasi tentang penyakit jantung anakDirektur Utama RSJPD Harapan Kita Iwan Dakota menuturkan pada momentum Hari Jantung Sedunia dan Hari Pelanggan Nasional perlu edukasi yang lebih mengenai ...
Baca lebih lajut »
Cegah Penyakit Jantung dengan GSE: Suplemen Herbal untuk Kesehatan Otak dan JantungGSE diformulasikan untuk melakukan detoksifikasi pembuluh darah, menjaga elastisitasnya, serta meningkatkan suplai oksigen ke otak.
Baca lebih lajut »
Hari Jantung Sedunia 2024, Dokter Imbau Pentingnya Deteksi Dini Penyakit JantungTabloid Bintang
Baca lebih lajut »
Hari Jantung Sedunia, Hanya Ratusan Dokter di Indonesia yang Bisa Katerisasi JantungIndonesia hanya memiliki sekitar 300 sampai 400 dokter yang mampu melakukan tindakan medis katerisasi pada serangan jantung, sementara dokter jantung hanya 1.700 orang.
Baca lebih lajut »
Pahami Gejala Penyakit Jantung Sejak Dini demi Pencegahan yang Lebih BaikPenyakit jantung menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia bahkan di seluruh dunia
Baca lebih lajut »
Beban Biaya Kesehatan Jantung di Indonesia Terancam MembengkakBerdasarkan data Riskesdas 2018 diperkirakan setidaknya sebanyak 42 juta orang di Indonesia memiliki penyakit jantung
Baca lebih lajut »